Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) berusaha memperkuat bisnisnya pada tahun 2023. Kinerja emiten distributor farmasi ini diyakini tidak terlalu terpengaruh oleh pencabutan kebijakan PPKM.
Direktur Utama Millennium Pharmacon International Ahmad Bin Abu Bakar menyampaikan, pihaknya menargetkan dapat meraih pertumbuhan laba bersih dua kali lipat pada 2023. Sayangnya, ia tidak menyebutkan besaran target penjualan SDPC pada tahun ini.
Memang, permintaan produk obat ataupun suplemen yang terkait perawatan Covid-19 diprediksi menurun seiring meredanya pandemi dan berakhirnya kebijakan PPKM di Indonesia.
Selain itu, ada pula tantangan berupa perlambatan ekonomi yang terjadi secara nasional maupun global. Tantangan tersebut berpotensi mengurangi permintaan produk farmasi dari masyarakat lantaran daya belinya melemah. Ada kemungkinan pula masyarakat akan lebih memaksimalkan fasilitas BPJS untuk membeli obat-obatan.
Baca Juga: Simak Rencana Bisnis Indosat Ooredoo (ISAT) Hingga Tahun 2025
Terlepas dari tantangan yang ada, Manajemen SDPC tetap optimistis terhadap prospek bisnis farmasi sepanjang tahun ini.
“Kebutuhan obat dan produk farmasi pada dasarnya tidak pernah surut biarpun ekonomi sedang suram,” ujar dia, Rabu (18/1).
Salah satu agenda bisnis SDPC untuk meningkatkan kinerja pada tahun ini adalah menambah beberapa prinsipal dan cabang baru. Sayangnya, Ahmad belum membeberkan lebih rinci terkait rencana tersebut.
Yang pasti, SDPC tidak hanya fokus menambah prinsipal baru, melainkan juga memperbesar pangsa pasar prinsipal yang telah ada. Caranya dengan menambah database dan jangkauan para pelanggan di berbagai wilayah. Upaya ini juga diimbangi dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas demi menekan biaya pengeluaran.
Sebagai informasi, Saat ini SDPC memiliki 33 prinsipal yang memasok produk-produk farmasi dan alat-alat kesehatan untuk didistribusikan. Contohnya adalah Lapi Laboratories Indonesia, Global Dispomedika, dan Guardian Laboratories.
Lebih lanjut, pihak SDPC menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal hampir sebesar Rp 30 miliar tahun ini. Sebagian besar capex perusahaan tahun ini akan dialokasikan untuk peremajaan dan pembelian kendaraan distribusi baru. Dana capex tersebut juga sebagian akan dipakai untuk renovasi kantor dan gudang lama, hingga pengembangan digitalisasi.
Baca Juga: MTDL Incar Pendapatan Rp 1 Triliun dari Sektor Publik di Tahun 2023
“Kami juga memakai capex tahun ini untuk penambahan cabang-cabang baru,” tandas dia.
Dalam berita sebelumnya, per kuartal III-2022, SDPC membukukan kenaikan penjualan neto 5,37% secara tahunan menjadi Rp 2,39 triliun. Pada saat yang sama, laba bersih SDPC melesat 138% menjadi Rp 23,8 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News