Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Guna memenuhi permintaan para investor di saat pasar saham masih memerah, para manajer investasi gencar menerbitkan reksadana terproteksi.
Yang terbaru, aksi PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) yang akan meluncurkan Reksadana Terproteksi Mandiri Seri 26 pekan ini. Mauldy R Makmur, Haed of Corsec & Business Support MMI memaparkan, para investor ritel melalui bank agen penjual membutuhkan produk reksadana terproteksi.
“Karena reksadana terproteksi memberikan proteksi atas nilai investasi awal dan memberikan imbal hasil menarik. Kami secara regular menerbitkan jenis produk ini,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (14/8).
Reksadana Terproteksi Mandiri Seri 26 akan memberikan kupon bersih sekitar 11% yang dibagikan setiap tiga bulan. Para investor dapat mengoleksi produk yang bertenor tiga tahun tersebut dengan minimal pembelian Rp 10 juta. Bank kustodian produk ini adalah PT Bank DBS Indonesia.
MMI meracik produk tersebut dengan aset dasar surat utang korporasi dengan peringkat layak investasi. Sebab, lanjut Mauldy, jenis instrumen ini dapat memberikan imbal hasil secara berkala. Apalagi imbal hasil obligasi korporasi umumnya lebih tinggi ketimbang surat utang negara (SUN).
Anak perusahaan Bank Mandiri tersebut berharap Reksadana Terproteksi Mandiri Seri 26 dapat meraup dana kelolaan Rp 75 miliar. Per Juli 2015, dana kelolaan MMI tercatat Rp 27 triliun, naik 21% ketimbang periode sama tahun sebelumnya. Hingga pengujung tahun 2015, mereka berharap dapat membukukan dana kelolaan hingga Rp 33 triliun.
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia Prosperindo-AM) juga tak mau ketinggalan. Mereka bersiap-siap menelurkan reksadana terproteksi Batavia Proteksi Cemerlang 22 dengan bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
Sayangnya, manajer investasi satu ini masih malu-malu mengungkapkan rencana tersebut. “Informasinya belum bisa dibagikan. Mungkin sekitar dua hingga tiga minggu lagi,” ujar Associate Director Batavia Prosperindo-AM Karma P Siregar. Yang jelas, produk tersebut akan beraset dasar obligasi korporasi dengan tenor sekitar tiga tahun.
Berbeda dengan dua manajer investasi sebelumnya, PT GMT Aset Manajemen akan menelurkan reksadana saham berbasis syariah yakni Reksadana Maybank Syariah Equity Fund. Bank kustodian produk ini adalah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC).
Senada, manajer investasi yang diakuisisi oleh PT Maybank Asset Management pada tahun 2013 lalu ini enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian maupun racikan produk reksadana saham syariah tersebut. Padahal, aksi penerbitan reksadana saham syariah tersebut jelas merupakan angin segar saat manajer investasi lainnya berlomba-lomba meluncurkan reksadana terproteksi, reksadana pasar uang, maupun reksadana pendapatan tetap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News