kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski trennya naik, bitcoin belum layak jadi safe haven


Sabtu, 02 Mei 2020 / 08:30 WIB
Meski trennya naik, bitcoin belum layak jadi safe haven


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin menggapai level US$ 9.000 per btc pada perdagangan Kamis lalu (30/4). Ini diyakini bakal mengantarkan cryptocurrency tersebut menyentuh level US$ 20.000 per btc tahun ini.

Meskipun bergerak positif, bitcoin belum membuktikan bahwa aset tersebut layak menjadi safe haven.

Christopher Tahir Co-founder CryptoWatch mengungkapkan, lonjakan harga bitcoin tersebut dikarenakan adanya cash inflow yang masuk ke bitcoin. Kondisi tersebut sejalan dengan banyaknya likuiditas yang membanjiri pasar keuangan saat ini. Untuk itu, dia melihat potensi terjadinya kenaikan kapitalisasi pasar kripto cukup besar.

"Kenaikan juga dikarenakan adanya sentimen baik dair pelaku pasar dalam menyambut halving bitcoin, mengingat mata uang global diprediksi bakal melemah dan bitcoin bakal dijadikan alternatif untuk mempertahankan nilai kekayaan," kata Chris kepada Kontan, Kamis (30/4).

Baca Juga: Tembus US$ 9.000, pergerakan bitcoin sulit diprediksi jelang halving day

Ke depan, tren kenaikan harga bitcoin diyakini masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Hanya saja, besaran kenaikan masih belum bisa diprediksi karena harga masih cenderung akan tertahan di rentang US$ 9.600 per btc hingga US$ 10.000 per btc. Namun, dia percaya kenaikan yang dibarengi dengan volume yang besar berpotensi memperpanjang usia kenaikan harga ke depan.

"Apalagi, sebelumnya sudah terjadi akumulasi volume bitcoin  pasca penjualan besar-besaran di Maret. Saya targetkan kenaikan bisa mencapai US$ 20.000 per btc di akhir 2020," jelasnya.

Optimisme tersebut turut didukung dengan meningkatnya kepercayaan pelaku pasar bahwa bitcoin bakal menjadi salah satu aset penting di jangka panjang. Meskipun begitu, Chris menilai bitcoin belum bisa membuktikan bahwa aset tersebut bisa menjadi safe haven atau melindungi nilai aset untuk melewati krisis.

"Sisi positif bitcoin yakni mudah dibawa kemana-mana, namun di sisi lain kecanggihannya justru masih belum bisa diterima banyak orang," ujarnya.

Untuk investor yang belum masuk, Chris menilai akan lebih baik untuk menunggu sampai ada konfirmasi kenaikan dengan perubahan bias dari bitcoin yang saat ini masih dalam tren bearish. "Tunggu hingga menjadi bullish terlebih dahulu atau tembus US$ 10.000 per btc, walaupun di satu sisi bisa saja telat, namun cenderung lebih aman menunggu konfirmasi sebelum masuk," imbuh Christopher.

Baca Juga: Harga bitcon naik 5,9% sejak awal tahun, begini prospek selanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×