Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin menjanjikan prospek harga yang masih bagus di tengah coronavirus disease 2019 (Covid-19). Kendati begitu, aset investasi yang baru muncul di tahun 2008 itu baru pertama kali terpapar pandemi.
Mengutip situs coinmarketcap.com harga bitcoin Selasa (28/4) ditutup di level US$ 7.743 per btc. Angka tersebut masih naik 5,9% year to date (ytd) bila dibanding harga akhir tahun lalu senilai US$ 7.307 per btc.
Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan saat ini adalah situasi pandemi pertama yang dihadapi bitcoin, jadi agak sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi. Setidaknya, Jay melihat ada tiga skenario yang dapat terjadi dalam pasar mata uang digital tersebut.
Baca Juga: Harga bitcoin kembali reli dan berpotensi menuju ke US$ 8.000
Dalam skenario terburuk, tingkat adopsi bitcoin akan sedikit terpengaruh, yang akan terus berdampak pada harga bitcoin dalam jangka pendek hingga menengah. Namun, Jay menilai itu bukan sesuatu yang akan menimbulkan masalah besar dalam jangka panjang, dan bitcoin akan pulih ke nilai aslinya.
Skenario menengah yang mungkin terjadi adalah tingkat pertumbuhan yang sama dengan dengan tahun lalu atau kembali pada pertumbuhan harga di tahun 2017. Dengan kata lain, ada peluang positif yang baik di sana.
Skenario kasus terbaik adalah orang-orang mulai mengakui bitcoin sebagai aset safe-haven, atau sebagai aset dengan return yang baik dibandingkan dengan setiap aset lain yang kehilangan nilainya. Menurut Jay, dalam situasi tersebut, bitcoin akan menjadi salah satu kelas aset terbesar di dunia hanya dalam hitungan bulan.
Baca Juga: Melorot gara-gara corona, harga Bitcoin diprediksi akan bangkit jelang halving day
Jay melihat saat ini adalah situasi yang sulit bagi pasar bitcoin, tetapi juga untuk semua kelas aset. Ini karena banyak investor lebih suka memegang uang tunai di keadaan sekarang.
Kendati begitu, Jay menilai bitcoin cenderung tahan dibandingkan aset investasi lain. Pada kuartal I-2020 harga Bitcoin hanya turun 10% ytd, yang merupakan penurunan lebih kecil dibandingkan dengan banyak kelas aset lainnya. Di periode yang sama Dow Jones turun 23% ytd, S&P 20% ytd, dan bahkan IHSG turun 28% ytd.
“Jadi meskipun harga BTC menurun, penurunan itu lebih rendah daripada banyak aset lainnya, dan penurunan terjadi pada saat BTC telah mendekati level harga sekitar US$ 10.000, level di mana sudah diprediksi akan ada koreksi pasar,” kaya Jay kepada Kontan.co.id, Selasa (28/4).
Baca Juga: Virus corona juga menjangkiti kripto, Bitcoin turun 25% dalam sehari
Secara umum, Jay bilang performa bitcoin cukup baik di kondisi saat ini. Bahkan ia menilai bitcoin adalah aset safe haven terbaik kedua setelah emas pada saat ini.
Jay menambahkan harga bitcoin saat ini masih jauh dari harga tertinggi pada tahun 2019 sekitar US$ 12.000 per btc dan pada tahun 2018 sekitar US$ 15.000 per btc. Jadi tentunya masih banyak potensi kenaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News