Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mampu menyerap dana senilai Rp 4,80 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 10,48 triliun dari lelang sukuk, Selasa (4/9). Walau terjadi penurunan dibandingkan lelang sebelumnya, hasil lelang hari ini tidak sepenuhnya gagal.
Sebagai informasi, pada lelang sukuk dua pekan lalu, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 6,26 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 14,80 triliun.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail menyampaikan, pelemahan rupiah dan naiknya yield Surat Utang Negara (SUN) yang diikuti penurunan harga berpengaruh besar terhadap kelangsungan lelang kali ini. “Risiko yang dihadapi investor otomatis meningkat begitu rupiah melemah,” katanya.
Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot hari ini kembali melemah 0,81% ke level Rp 14.935 per dollar AS. Adapun yield SUN 10 tahun telah menembus level 8,34%.
Namun, karena penawaran yang masuk masih bisa mencapai di atas Rp 10 triliun, Mikail menilai lelang sukuk hari ini sebenarnya masih berjalan normal. Apalagi, pemerintah masih bisa memenuhi target indikatifnya sebesar Rp 4 triliun.
Menurutnya, hal ini disebabkan masih adanya sejumlah investor yang memanfaatkan momentum pelemahan pasar obligasi untuk mendapatkan yield tinggi melalui lelang di pasar perdana. “Bid to cover ratio rata-rata pada lelang hari ini di kisaran 2,5 kali. Ini angka yang normal kalau melihat kondisi sekarang,” papar Mikail.
Hanya saja, koreksi yang melanda pasar membuat para investor ramai-ramai memburu seri sukuk bertenor pendek seperti SPNS05032019. Seri ini memperoleh penawaran masuk mencapai Rp 3,80 triliun atau yang tertinggi di antara seri lainnya.
Di samping itu, Mikail melihat, penurunan dana yang diserap dari lelang sukuk membuka peluang bagi pemerintah untuk lebih sering melakukan private placement. “Strategi ini cukup efektif untuk mencapai target penerbitan SBN sekaligus menambah likuiditas di pasar sekunder,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News