Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tak mempengaruhi minat asing di pasar obligasi Indonesia. Tercatat kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mengalami kenaikan menjadi Rp 478,29 triliun atau mencapai 39,18% dari total SBN yang diperdagangkan pada 26 November 2014.
Nilai tersebut naik dibandingkan akhir 2013 lalu yang mencapai Rp 323,83 triliun atau sekitar 32,54% dari total SBN yang dapat diperdagangkan.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, masuknya asing ke pasar obligasi dipengaruhi oleh masih positifnya fundamental ekonomi Indonesia.
Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate memicu optimisme investor terhadap ekonomi Indonesia.
"Investor menganggap perekonomian Indonesia lebih baik karena dengan kenaikan harga BBM, maka hambatan dalam APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) menjadi berkurang," kata Loto, Jumat (28/11).
Kendati demikian, Loto memperkirakan bakal ada pelepasan kepemilikan asing di pasar SBN tahun depan. Pemicunya, normalisasi suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed. "Namun, kemungkinan hanya akan terjadi pelepasan kecil, " kata Loto.
Pemerintah telah menyiapkan sejumlah jurus untuk mencegah gejolak pasar obligasi akibat larinya asing. Loto mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring untuk mengantisipasi adanya pembalikan dana asing.
Untuk mengurangi volatilitas, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia, BPJS, serta badan usaha milik negara (BUMN). Nantinya, pihak-pihak tersebut akan masuk dan membeli SBN apabila terjadi tekanan di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News