Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penguatan otot rupiah terhenti pada perdagangan Rabu (25/1) Mengacu data Bloomberg, pukul 10.00 WIB, di pasar spot rupiah ke level 13.332 per dollar AS.
Jika dibandingkan posisi Selasa (24/1) Rp 13.322 per dollar AS, rupiah bergerak terbatas cenderung melemah tipis 0,08%.
"Mata uang dollar AS yang sempat turun dalam beberapa terakhir mulai bergerak naik terbantu oleh indeks manufaktur Amerika Serikat yang meningkat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dikutip dari Antara.
Ia mengemukakan bahwa indeks PMI sektor manufaktur Amerika Serikat pada Januari mengalami kenaikan menjadi 55,1 dibandingkan 54,3 pada Desember 2016 lalu. Kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan manufaktur di negara kawasan Euro. "Manufaktur AS itu menandakan performa ekonomi masih relatif solid," katanya.
Namun, lanjut dia, penguatan dollar AS relatif terbatas menyusul pernyataan Donald Trump yang tidak menginginkan dolar AS terlalu kuat karena dapat membuat perusahaan Amerika Serikat sulit berkompetisi.
Ia mengatakan bahwa mata uang rupiah secara umum masih terbuka ruang untuk kembali terapresiasi, menyusul harga komoditas seperti minyak mentah yang masih tinggi.
Sementara itu, Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa pergerakan rupiah relatif masih stabil menyusul ekspektasi investor terhadap The Fed tidak terlalu agresif untuk menaikkan suku bunganya pada tahun ini.
"Kebijakan Trump yang menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dapat berdampak negatif bagi ekonominya, karena Amerika Serikat masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap perdagangan internasional," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News