Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat menyentuh level 6.004, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup terkoreksi 0,18% ke level 5.933,698 pada akhir perdagangan Kamis (10/12).
Sementara itu, sejumlah saham emiten properti justru menunjukkan penguatan pada perdagangan hari ini. Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia, hari ini indeks sektor properti, real estate, dan konstruksi menguat 0,77%.
Saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) misalnya, naik 6,86% ke level Rp 545. Saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 2,55% ke level Rp 805, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 4,49% ke level Rp 930, dan saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) juga naik 9,24% ke level Rp 260.
Baca Juga: Rekomendasi teknikal saham BBTN, ELSA dan MNCN pada perdagangan Jumat (11/12)
Saham emiten properti milik grup Lippo, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga menguat, masing-masing 3,54% dan 5,43% ke level Rp 234 dan Rp 1.555. Saham emiten pengelola perumahan BSD, yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga menguat 3,76% ke level Rp 1.105.
Penguatan tertinggi dicatat oleh saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang melesat hingga 16,73% di akhir perdagangan.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, penguatan yang terjadi tidak terlepas dari momentum windows dressing. Ditambah, sentimen yang menyelimuti sektor properti saat ini dinilai cukup banyak.
Secara keseluruhan, Nafan mengamati kebanyakan saham-saham properti masih memiliki valuasi yang murah, dengan menimbang potensi perbaikan kinerja sektor ini yang mulai terlihat. “Ini otomatis akan memberikan perspektif yang positif bagi para pelaku pasar bahwa harga saham properti masih undervalued, masing dianggap atraktif dan murah,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (10/19).
Baca Juga: Turun tipis 0,18%, Phintraco Sekuritas prediksi koreksi IHSG berlanjut Jumat (11/12)
Untuk diketahui, mayoritas saham emiten properti masih memberi return negatif sejak awal tahun. Indeks properti pun masih -23,35% secara year-to-date (Ytd).
Nafan menilai, sektor properti menjadi sektor yang diuntungkan dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya adalah omnibus law.
Penerapan Undang-Undang Sapu Jagad dipercaya dapat memudahkan investor asing untuk berinvestasi di sektor ini, sehingga akan meningkatkan foreign direct investment (FDI) secara optimal dan akan mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk produk properti.
Sentimen lain juga datang dari Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (PP Tapera) awal tahun depan.
Baca Juga: IHSG melemah 0,18% pada Kamis (10/12), masih menguat 2,06% sepekan
Di tambah, investor juga mengapresiasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dipangkas 0,25 basis points (bps) menjadi 3,75%. “Suku bunga BI jika diturunkan secara berkesinambungan, ini dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Tentunya disikapi positif oleh para pelaku pasar,” sambung dia.
Adapun penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan prapenjualan (marketing sales), yang mulai membaik di kuartal ketiga. Tidak ketinggalan, rencana pembangunan ibukota baru di Kalimantan Timur seharusnya bisa menjadi sentimen jangka panjang bagi emiten properti.
Nafan merekomendasikan akumulasi saham CTRA dengan target harga Rp 1.050 dan akumulasi saham SMRA dengan target harga Rp 950.
Selanjutnya: IHSG berbalik turun 0,18% ke 5.933 pada Kamis (10/12), GGRM dan HMSP jadi pemberat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News