kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Ada Pemilu, Dana Asing Masih Mengalir Deras ke Pasar Saham


Selasa, 13 Februari 2024 / 17:53 WIB
Meski Ada Pemilu, Dana Asing Masih Mengalir Deras ke Pasar Saham
ILUSTRASI. pemilu tak menyurutkan animo investor asing untuk masuk ke pasar saham tanah air.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sentimen pemilihan umum (pemilu) tak menyurutkan animo investor asing untuk masuk ke pasar saham tanah air. Dalam sepekan, asing mencatat aksi beli bersih alias net buy senilai Rp 5,32 triliun di pasar reguler.

Jika ditarik garis waktu yang lebih panjang, dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp 10,03 triliun sejak awal tahun alias secara year-to-date (YtD)

Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu menilai, masuknya asing ke pasar saham domestik lebih disebabkan faktor daya tarik sektoral.

Chandra mengamati, masuknya dana asing secara terbatas mengalir ke saham perbankan besar  (big bank), yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Masuknya dana asing ini bersamaan dengan diumumkan hasil kinerja keuangan tahun 2023 dari ketiga bank tersebut. “Sehingga dengan hasil yang bagus memicu adanya net buy asing,” kata Chandra kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).

Baca Juga: IHSG Tumbang 1,20% ke 7.209 Saat Tutup Pasar Jelang Pemilu, Selasa (13/2)

Hemat Chandra, net buy asing saat ini bukan disebabkan karena sentimen pemilu. Sebab, masuknya dana asing sangat terbatas ke saham perbankan besar saja, dan bukan masuk ke saham keping biru (blue chips) lainnya seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), atau ke saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Mengacu data RTI, ketiga saham perbankan besar tersebut memang menjadi saham yang paling banyak diincar asing. Dalam sepekan, saham BBRI menjadi saham yang paling banyak dibeli asing, dengan net buy mencapai Rp 1,5 triliun, disusul saham BMRI dengan net buy Rp 1,5 triliun, dan BBCA dengan net buy Rp 650,1 miliar.

 Kepala Riset RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengamati, dana asing yang masuk ke pasar domestik mengalir cukup deras sejak bulan Desember 2023. Hemat dia, masuknya dana asing disebabkan adanya kemungkinan pemilu akan berlangsung satu putaran dan peralihan presiden akan berlangsung cukup baik.

Pasca pemilu

Head Of Business Development FAC Sekuritas Kenji Putera juga menilai, masuknya asing ke Indonesia juga didukung oleh daya Tarik saham perbankan, dimana harga saham bank saat ini cukup menarik bagi asing untuk masuk sekarang. Namun, Kenji melihat asing akan melakukan profit taking pasca pemilu

“Pasca pemilu, asing biasanya akan melakukan profit taking untuk posisi yang sudah memang diambil sebelumnya, tetapi akan memantau sektoral  serta saham-saham yang punya potensi menarik pasca pemilu nanti,” kata Kenji.

Sementara itu, Chandra melihat, asing akan cenderung bertahan pasca pemilu dan akan lebih melakukan strategi average up. “Seharusnya mereka lebih ke jangka panjang dan hold dengan sekaligus menunggu dividen dan turunnya tingkat bunga di AS,” sambung Chandra.

Andrey mengasumsikan, dengan pemilu dan peralihan pemerintahan yang berjalan lancar, dan pemilihan menteri di kabinet baru akan kondusif, IHSG diperkirakan akan bergerak naik setelah pemilu.

 

Pilihan saham yang bisa dicermati yakni saham bank seperti BBRI, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT), saham Consumer non-cyclical seperti PT  MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Di semester kedua, ketika easing policy sudah berjalan, RHB Sekuritas memperkirakan sektor-sektor cyclical akan cenderung berkinerja baik (outperform).

Pilihan saham yang bisa dipilih yakni saham sektor bank dengan kapitalisasi pasar kecil menengah (small mid cap banks) seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), saham emiten semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan saham emiten properti seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Investor juga bisa mencermati saham sektor Industrial Estate seperti PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan  PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), saham Perusahaan E-commerce seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan saham perbankan digital seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Terakhir, ketika ekonomi global sudah mulai pulih, sektor komoditas dinilai akan menarik. Investor bisa mencermati saham tambang logam seperti  PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) serta saham tambang migas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Baca Juga: Beda Arah, Cek Harga Saham GOTO, MKAP, dan EXCL di Perdagangan Bursa Selasa (13/2)

Namun, Andrey menilai risiko terbesar adalah jika pemilu berjalan tidak lancar, serta ada pihak yang tidak menyetujui hasil pemilu. “Sehingga terjadi overhang di peralihan pemerintahan. IHSG kemungkinan akan volatile,” pungkas dia.

Sementara Kenji melihat, pasca pemilu IHSG akan cenderung bergerak di tren sideway. Ini karena pelaku pasar khususnya investor domestik akan cenderung wait and see terkait hasil kontestasi pemilu tahun ini. Kenji menyebut, level support IHSG terdekat saat ini berada di 7.147

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×