kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merugi di kuartal II, Ciptadana kerek target saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)


Selasa, 08 September 2020 / 07:00 WIB
Merugi di kuartal II, Ciptadana kerek target saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melaporkan kerugian bersih pada kuartal II tahun ini. Kerugian PGN mencapai US$ 41 juta pada periode April -  Juni 2020. 

Angka ini lebih buruk dari kuartal I tahun 2020 yang masih mencetak untung bersih US$ 48 juta. Menurut Arief Budiman, Analis Ciptadana Sekuritas dalam riset 7 September 2020, penyebab kerugian PGAS pada kuartal II tahun ini adalah pendapatan yang lebih rendah yakni 32% secara kuartal per kuartal (QoQ) menjadi US$ 595 juta. 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih PGAS Semester I-2020 Anjlok, Efisiensi Jadi Senjata Utama

Faktor lain adalah terjadi peningkatan biaya operasional selama kuartal II sebesar 21% secara qoq menjadi US$ 144 juta. Akibatnya, laba operasi PGAS turun 81% secara qoq menjadi US$ 31 juta. Ini menyiratkan penurunan margin laba operasi 1.400 bps menjadi hanya 5,3%. 

Profitabilitas PGAS semakin tertekan karena terjadi penurunan nilai properti minyak dan gas, biaya sengketa pajak dan laba yang lebih rendah dari joint venture sehingga menghapus laba operasi.

Akibat kerugian bersih pada kuartal II tahun ini, PGAS membukukan penurunan laba bersih sebesar 88% secara year on year (yoy) menjadi US$ 7 juta pada semester I tahun ini. Arief menuliskan, laba bersih tersebut hanya memenuhi 6% dari target laba bersih PGAS di tahun ini. 

Pendapatan PGAS di semester I tahun ini juga turun 18% secara yoy menjadi US$ 1,47 miliar dan hanya memenuhi 45% dari proyeksi yang dibuat Ciptadana.

"Secara keseluruhan hasil kinerja PGAS di semester I tahun 2020 di bawah ekspektasi," terang Arief dalam riset. Pasalnya, laba operasi PGAS juga hanya memenuhi 54% dari target Ciptadana. Laba usaha PGAS turun 23% secara yoy menjadi US$ 199 juta pada semester I tahun ini. 

Baca Juga: Hingga Agustus, ESDM telah bangun jargas sebanyak 90.348 sambungan

"Semua segmen membukukan pendapatan yang lebih lemah dan margin menyusut," kata Arief. Segmen pendapatan distribusi gas memenuhi 83% dari pendapatan konsolidasi turun 29% secara qoq menjadi US$ 492 juta. Ini karena terjadi penurunan volume gas sebesar 2% menjadi 865 BBTUD. 

Harga jual rata-rata turun

Faktor lain adalah terjadi penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 25,2% menjadi US$ 6,5 per mmbtu. Ini sebagai akibat penurunan harga gas sebesar US$ 6 per mmbtu untuk beberapa industri pelanggan yang mulai berlaku pada kuartal II tahun ini. 

"Kami belum mendapatkan informasi detail tentang ASP untuk distribusi gas dan biaya dari PGAS. Perhitungan kami berdasarkan klasifikasi dalam rincian pendapatan yang mungkin termasuk gas olahan per angka LNG," tulis Arief. 

Baca Juga: Kinerja semester I tertekan, simak rekomendasi saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Distribusi margin gas turun 5% secara qoq menjadi US$ 2,28 per mmbtu di kuartal II-2020. Ini membuat gross profit margin (GPM) sebesar 33,5%.

Pendapatan PGAS tertekan 66% hanya menjadi US$ 26 juta karena pendapatan oil and gas (O&G) hulu dan penurunan harga minyak yang signifikan. Hal ini menyebabkan kerugian segmen O&G di kuartal II-2020. 

Segmen lain dari transmisi, serat optik, transportasi oli, dan lainnya digabungkan pendapatan mencapai US$ 77 juta atau turun 26% secara qoq dengan GPM menyusut 1.820 bps menjadi 44,7% di kuartal II-2020. 

Saham masih menarik

Meski keuntungan PGAS terpangkas, Ciptadana percaya, harga saham PGAS masih akan naik. Karena itu, Arief masih menyarankan beli saham PGAS. "Kami menurunkan volume distribusi dan menggabungkannya dampak penuh dari harga gas US$ 6 mmbtu pada tahun 2021. Kami memotong pendapatan tahun 2020-2021 sebesar 16%-28% menjadi US$ 2,76 miliar - US$ 2,72 miliar dengan GPM lebih rendah masing-masing 29,6% dan 28,7%," kata Arief. 

Baca Juga: Perbaiki kinerja, ini fokus Perusahaan Gas Negara (PGAS) di semester kedua

Pada tahun ini, Arief memperkirakan, PGAS masih akan membukukan rugi bersih US$ 10 juta tapi pada tahun 2021 akan kembali membukukan laba bersih sebesar US$ 22 juta pada tahun 2021. "Kami mengasumsikan penurunan nilai aset O&G pada 2021 atas perkiraan harga minyak yang lebih tinggi sebesar UU$ 50 per barel dari US$ 44 per barel pada tahun 2020," kata dia. 

Karena itu, Ciptadana menaikkan target harga saham PGAS menjadi Rp 1.450 dari Rp 1.400. "Karena kami menggunakan kelipatan EV/EBTDA yang lebih tinggi menjadi 5,0 kali dari sebelumnya 4,0 kali," tutur Arief. 

Ciptadana menghitung EV/EBITDA untuk menghindari faktor ayunan penurunan nilai aset O&G dan sengketa pajak. Arief juga menyebut masih ada dukungan dari investor ritel. "Kami mengamati dukungan berkelanjutan dari investor ritel karena PGAS adalah salah satu pembelian teratas mereka dilihat dari nilai kepemilikan saham yang lebih tinggi secara signifikan yaitu Rp 2,2 triliun pada akhir Agustus tahun ini, meningkat 148% dari Rp 887 miliar di Januari 2020," kata Arief. 

Baca Juga: PGN (PGAS): Konsumen akan lebih diuntungkan dengan pembebasan PPN pada LNG

Selama delapan bulan di tahun ini, saham PGAS turun 40%. Oleh karena itu, lonjakan harga saham akibat pembelian investor ritel cenderung akan berlanjut. Meski begitu, Arief juga menyarankan hati-hati jika ada risiko kerugian lebih lanjut akibat efek Covid-19 yang bisa berdampak pada ekonomi dan permintaan gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×