Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk menggabungkan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dengan IndiHome menjadi katalis positif bagi emiten pelat merah ini.
Pasalnya, progres merger ini telah memasuki babak baru. Teranyar, TLKM meneken Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-Off Agreement) dengan Telkomsel pada Kamis (6/3).
Adapun yang menjadi objek pemisahan tidak murni ini adalah IndiHome dengan nilai Rp 58,24 triliun. Pada kesempatan, TLKM dan Telkomsel juga mendatangi beberapa perjanjian komersial.
Pertama, Wholesale Agreement terkait dengan penyediaan infrastruktur. Kedua, TSA 1 terkait dengan penyediaan layanan fixed broadband core dan TSA 2 terkait dengan penyediaan layanan IT system.
Baca Juga: Telkom Segera Integrasikan IndiHome ke Telkomsel
VP Investor Relations Telkom Edwin Sebayang menjelaskan, aksi ini dilakukan untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan Telkom Indonesia dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi Indonesia.
"Perseroan berencana untuk menggabungkan layanan fixed broadband dan mobile broadband ke dalam satu entitas bisnis melalui Rencana Pemisahan kepada entitas anak TLKM, yaitu Telkomsel," papar dia dalam keterbukaan informasi.
Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah menerangkan dengan Fixed Mobile Convergence (FMC) ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mendorong EBITDA.
"FMC ini dapat meningkatkan EBITDA sebesar Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun setiap tahun mulai dari 2027," ucap Ririek awal pekan Ini.
Sinergi FMC ini diproyeksikan meningkatkan efisiensi biaya operasional (opex) sekitar Rp 1,6 triliun-Rp 1,9 triliun. Biaya belanja modal atau capital expenditure (capex) bisa hemat Rp 300 miliar-Rp 400 miliar.
Baca Juga: Merger Telkomsel-Indihome Makin Dekat, Singtel Tambah Modal Rp 2,71 Triliun
Saham Makin Menarik
Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar menjelaskan dengan FMC ini, TLKM berpotensi mendapatkan mitra strategis untuk mengembangkan bisnis fixed broadband.
“Untuk mengembangkan bisnis fixed broadband TLKM, yakni IndiHome dengan Singtel, yang sudah terbukti turut membesarkan Telkomsel,” kata Robertus kepada Kontan.co.id, Kamis (6/4).
Secara terpisah, Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menambahkan dengan adanya kolaborasi antara IndiHome dengan Telkomsel dapat meningkatkan efisiensi.
“Saat ini operator sudah ke arah fixed mobile convergence, yakni kolaborasi maupun konsolidasi entitas usaha fixed dan mobile,” papar Steven.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Teken Perjanjian dalam Rangka Merger Telkomsel dan Indihome
Sejatinya, TLKM sudah punya layanan FMC yang disebut IndiHome Smooa, tapi masih dalam skala kecil. Steven bilang produk tersebut akan dibuat total saat penggabungan nanti.
“IndiHome Smoaa semacam testing product dan karena sukses, maka IndiHome dan Telkomsel langsung konsolidasi semua,” ucap dia.
Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 4.900 per saham. Mirae Asset Sekuritas juga menyematkan rekomendasi trading buy TLKM dengan target Rp 4.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News