kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merger Holcim dan Lafarge rampung akhir tahun ini


Rabu, 19 Agustus 2015 / 19:47 WIB
Merger Holcim dan Lafarge rampung akhir tahun ini


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dampak dari merger dua perusahaan semen terbesar dunia Holcim Ltd dan Lafarge SA membuat PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Lafarge Cement Indonesia turut melebur. Adapun, merger SMCB dan Lafarge Indonesia dipercepat ke akhir 2015.

“Kami harap dapat menyelesaikan proses merger di akhir 2015. Sebagaimana Holcim Indonesia terdaftar di bursa, kami masih menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),” kata Vice President of Sales SMCB Juhans Suryantan, seperti dikutip globalcement.

Ia mengungkapkan, percepatan ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar SMCB. Saat ini, SMCB memegang 15% pangsa pasar dan Lafarge mengempit 3% pangsa pasar semen Indonesia. Sekedar informasi, SMCB merupakan peringkat ketiga pangsa pasar setelah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dengan porsi 43,7% dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan 30%.

Juhan menyebut, merek produk SMCB dan Lafarge Indonesia tetap akan berbeda pasca merger. Ia mengaku, SMCB dan Lafarge belum memutuskan terkait penggunaan merek. Meski begitu, SMCB tetap akan menggunakan merek Holcim dalam setahun hingga 2 tahun mendatang.

Nantinya, SMCB dan Lafarge Indonesia akan bertahan di bawah manajemen yang berbeda dan menyasar segmentasi yang berbeda. Adapun, merek SMCB dan Lafarge dinilai tak akan berbenturan karena perbedaan target pasar. Pasar SMCB kuat di Jawa dan Sumatera Selatan. Sementara Lafarge memegang kuasa di Aceh dan Sumatera Utara.

“Terkait penggabungan ini, SMCB tengah mengkaji langkah integrasi yang akan dilakukan dengan Lafarge Cement Indonesia,” sebut Andika Lukmana, Sekretaris Perusahaan SMCB, dalam keterbukaan informasi, beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi, Grup LafargeHolcim resmi meluncur pada Juli lalu. Penggabungan dua raksasa semen ini memiliki target penghematan sebesar € 1,4 miliar dalam 3 tahun. Saham SMCB tutup di harga Rp 1.075, menghijau 0,94% ketimbang hari sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×