Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
"Ketiga indeks dapat memberikan pilihan, sebagai screening awal bagi investor," ungkap Agung.
Pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto mengamini, menyaring saham-saham second liner dari indeks tersebut cenderung memberikan unsur keamanan yang lebih tinggi. Sebab, kriteria saham untuk masuk ke dalam indeks tidak hanya dari sisi likuiditas, melainkan juga pertimbangan aspek valuasi dan fundamentalnya.
Hanya saja, semuanya akan tergantung pada prioritas dan strategi investor maupun manajer investasi.
"Indeks itu kan ibarat daftar belanja, tinggal apakah ada minat belanja dari investornya atau tidak. Itu yang menentukan seberapa signifikan (rotasi) indeks tersebut," ungkap William.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada sepakat, indeks ini bisa menjadi variasi benchmark untuk investor individu maupun manajer investasi.
"Dalam mengelola portofolionya mereka bisa mirroring dengan kinerja indeks yang menjadi acuan," kata Reza.
Di antara penghuni baru IDX Value30, IDX Growth30 dan IDX Quality30, Reza menjagokan saham AKRA, TRON, MAPA, SMRA, dan BBTN. Sementara itu, Agung menyarankan strategi buy on weakness untuk saham-saham yang menjadi konstituen baru indeks. Saham pilihan Agung adalah JSMR, SMRA, BBTN, AKRA, AMRT dan MYOR.
Sedangkan bagi William, menjelang masa efektif rebalancing indeks merupakan momentum menarik untuk strategi trading. William menyematkan rekomendasi buy untuk AKRA, AUTO, SMRA, JSMR, MYOR dan GJTL.
Sarkia melirik saham AUTO, SMRA, AMRT, BBTN MYOR dan JSMR. Sementara Reza Fahmi menyodorkan AUTO, GJTL, JSMR, BBTN, MAPA, AKRA, AMRT dan GGRM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News