Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin (23/3), dua saham farmasi pelat merah justru unjuk gigi. Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ditutup menguat 24,63% ke level Rp 835 dan PT Indofarma Tbk (INAF) menguat 24,78% ke level Rp 705. Kedua saham ini mentok di auto rejection atas harian.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat menghadapi wabah Covid-19 yang disediakan oleh kedua emiten farmasi tersebut. Sebagai pengingat, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya sempat mengumumkan bahwa KAEF melalui apoteknya bakal menyediakan kebutuhan masker. Dia juga sempat mengatakan bahwa BUMN Farmasi bakal memproduksi 4,7 juta masker.
Baca Juga: Pernyataan terbaru Jokowi: Wisma Atlet, APD, klorokuin, hingga insentif tenaga medis
“Terbaru, INAF bekerjasama dengan Tiongkok dan Korea Selatan terkait alat tes corona yang nantinya akan didistribusikan ke rumahsakit yang membutuhkan. Makanya kedua saham ini jadi pilihan pra trader dengan kondisi virus corona ini. Secara teknikal harian juga mendukung kenaikan hari ini,” jelas Sukarno kepada Kontan, Senin (23/3).
Sementara itu Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan kenaikan harga terjadi karena adanya spekulasi atas potensi peningkatan permintaan beberapa produk kesehatan dari KAEF dan INAF yang dibutuhkan pada saat penyebaran corona. Hal ini akan menjadi isu sesaat bila tidak diimbangi dengan realisasi peningkatan bisnis yang terefleksi dalam laporan keuangan.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Produksi 3 Juta Klorokuin, Obat Bagi Pasien Virus Corona
“Hal ini didasarkan masih menurunnya estimasi laba bersih kedua perusahaan di tahun buku 2019. Selain itu juga patut diwaspadai dampak negatif dari pelemahan nilai tukar yang saat ini telah mencapai di atas Rp 16.500 karena bahan baku farmasi masih dominan impor,” jelas Thendra.
Pada kuartal III-2019, INAF masih mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 34,84 miliar turun dari kondisi rugi di kuartal III-2018 yang sebesar Rp 35,09 miliar. Sementara itu laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KAEF pada kuartal III-2019 tercatat sebesar Rp 41,83 miliar, turun signifikan dari kuartal III-2018 yang tercatat mencapai Rp 225,45 miliar.
Senada, Analis Teknikal Panin Sekuritas William Hartanto juga memproyeksikan kenaikan saham KAEF dan INAF hanya bersifat sementara karena di saat tren penurunan biasanya saham-sama memiliki peluang rebound sesekali. Bila melihat dari sektornya, saat ini farmasi cukup menarik. “Saat seperti ini dengan adanya virus corona orang-orang jadi lebih mementingkan kesehatan,” jelasnya.
Namun, William justru merekomendasikan sell on strength lantaran kenaikan harga hari ini bisa menjadi level tertinggi kedua saham tersebut. Sementara Thendra memilih untuk not rated kedua saham.
Baca Juga: Kurs rupiah terus melemah, berikut sektor yang mendapat dampak positif dan negatif
Sukarno merekomendasikan beli untuk trading (trading buy) dengan target harga dalam satu tahun ke depan INAF Rp 880 dan KAEF Rp 885-Rp 940. “Jadi antisipasi penurunan lebih dalam, gunakan strategi trading saja,” jelas dia.
Sukarno menambahkan kenaikan saham keduanya saat ini merupakan sentimen jangka pendek saja, mengingat kondisi fundamental belum terlalu bagus meski KAEF lebih baik bila dibandingkan INAF yang masih mencatat rugi.
Baca Juga: Saham-saham bank pelat merah diobral investor asing di tengah kenaikan IHSG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News