Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Menteng Heritage Realty, berencana menggelar penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) pada 12 April 2019 mendatang. Untuk aksi korporasi ini, perusahaan tersebut menunjuk Sinarmas Sekuritas sbagai penjamin pelaksana emisi efek.
Pada IPO nanti, jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 1,19 miliar saham atau 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Menteng Heritage Realty menetapkan harga penawaran sebesar Rp 105 per saham yang mengindikasikan price to book value (PBV) 4 kali hingga 5 kali. Maka dari IPO ini, Menteng Heritage akan meraup dana sebesar Rp 125,13 miliar.
Direktur Utama Menteng Heritage Realty Christofer Wibisono mengungkapkan, pihaknya cukup optimis bahwa gelaran IPO ini bakal diminati banyak investor. "Tentu kami optimis, mengingat kami adalah perusahaan yang memiliki bisnis jasa pariwisata dan investasi," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (9/4).
Maka meskipun digelar hampir berdekatan dengan Pemilu 2019, Christofer tetap yakin gelaran IPO yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi ini bakal berjalan lancar dan kinerja perusahaannya akan lebih baik ke depannya.
"Karena kami merupakan perusahaan pariwisata dan investasi, maka kami yakin bisnis kami akan terus berjalan. Kemudian dengan mmpertimbangkan besaran IPO serta pertimbangan-pertimbangan lain, kami optimis IPO dapat berjalan lancar," imbuhnya.
Menteng Heritage Realty menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat diperoleh pada 8 April kemarin dan masa penawaran umum akan berlangsung pada hari ini, tanggal 9 April.
Tanggal penjatahan akan dilaksanakan pada 10 April. Kemudian tanggal distribusi saham dan pengembalian uang pemesanan akan dilakukan pada 11 April. Sehingga pada tanggal 12 April nanti, perseroan dapat melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip prospektus perusahaan yang dipublikasikan pada koran Kontan (9/4), sebagian besar dana hasil IPO tersebut bakal digunakan untuk mengakuisisi PT Global Samudera Nusantara dan PT Wijaya Wisesa Realty.
Adapun penjabaran hasil penggunaan dana IPO tersebut sebagai berikut: Sekitar 51,89% akan dipakai untuk mengakuisisi kepemilikan saham PT Twin Investment (TI) dan saham Anke Krishna Bachtiar pada PT Global Samudera Nusantara (GSN).
Di mana TI memiliki 54.699 saham atau setara 94,471% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada GSN. Sementara Anke Krishna Bachtiar memiliki 3.200 saham atau setara 5,527% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada GSN.
Kemudian sekitar 26,79% dari dana hasil IPO akan dipakai untuk akuisisi PT Wijaya Wisesa Realty (WWR) sebesar 29.993 saham atau setara 99,993% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dan juga dipakai untuk mengakuisisi kepemilikan saham TI pada WWR yang sebesar 1 saham atau setara 0,004% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Selanjutnya sekitar 20,93% akan dipakai untuk peningkatana modal kerja bagi PT Wijaya Wisesa Development (WWD). Dan sisa 0,39% akan dipakai untuk modal kerja perseroan untuk perawatan, renovasi dan peningkatan kualitas gedung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News