Reporter: Harry Febrian | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kontrak berjangka minyak sawit mentah di bursa lokal merangkak naik. Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) dan Jakarta Futures Exchange (JFX) memaparkan kontrak CPO dan turunannya bertambah.
Transaksi olein di ICDX sepanjang dua pekan pertama bulan Juli mencapai 17.329 lot. Angka itu naik sekitar 7,6% month-to-month.
Sedangkan kontrak crude palm oil di bursa sama, CPOTR, turun tipis. Pada dua minggu pertama Juni, transaksi mencapai 34.333 lot. Sementara Juli, volume turun tipis menjadi 34.229 lot.
Meski demikian, tren penjualan di Juli nampak meningkat. Volume transaksi CPOTR di minggu pertama sekitar 16.724 lot. Pada minggu selanjutnya kontrak di minggu selanjutnya naik jadi 17.505 lot.
Volume transaksi olein di JFX selama Juni juga meningkat 29,84% dari bulan sebelumnya. Data JFX menunjukkan volume transaksi olein Juni mencapai 3.472 lot atau setara 69.440 ton. Naik dari Mei yang tercatat 2.674 lot atau sekitar 53.480 ton.
Direktur Jakarta Futures Exchange (JFX) Bihar Sakti Wibowo melihat secara historis pergerakan volume menjelang bulan puasa dan Lebaran memang meningkat. "Ini karena permintaannya naik dan pergerakan harga cukup aktif," ujar dia.
Fluktuasi nilai tukar
Kondisi ini, dimanfaatkan pelaku pasar untuk meraup untung. Alhasil volume transaksi meningkat. "Di sini, kenaikan volume transaksi bisa mencapai 5% - 10% dibanding hari biasa," imbuh Bihar.
Kepala Bagian Pengembangan Produk ICDX, Retno Manuputty, pun mengatakan hal yang senada. "Ada kenaikan permintaan karena secara psikologis orang berasumsi untuk belanja lebih dan menyimpang lebih banyak stok," kata Retno.
Akan tetapi, peningkatan permintaan juga diimbangi dengan fluktuasi nilai tukar rupiah versus dollar AS. "Sisi hedging juga menjadi pertimbangan tersendiri," kata Retno. Meski begitu, ia optimistis transaksi CPO tahun ini bisa terus meningkat 10% dibanding tahun lalu.
Analis Soegee Futures, Renji Bestari, menilai, masa puasa dan Lebaran ini, ikut mempengaruhi volume transaksi CPO di bursa berjangka lokal. "Biasanya peningkatan bisa mencapai 30%, tapi baru akan benar-benar terasa dua minggu lagi," kata dia.
Renji mengingatkan, dengan kondisi ekonomi global yang masih melambat, perubahan harga CPO tidak akan besar. "Kemarin saja kinerja emiten perkebunan mayoritas minus," kata dia.
Ini karena harga jual rata-rata CPO lebih rendah 15% daripada tahun lalu. Sedangkan, volume panen kelapa sawit lebih sedikit, karena gangguan cuaca. Renji memproyeksi harga CPO bisa bergerak di RM 3.200 - RM 3.250 per ton dalam sebulan.
Analis Askap Futures, Kiswoyo Adi Joe, menambahkan, mahalnya harga barang substitusi CPO seperti kacang kedelai dan jagung akan mengerek harga CPO. Dia memperkirakan, selama Ramadhan sampai Lebaran, harga CPO bergerak di kisaran RM 3.000 hingga RM 3.200 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News