kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjelang deadline pemberlakukan tarif baru, Wall Street enggan bergerak


Rabu, 11 Desember 2019 / 04:09 WIB
Menjelang deadline pemberlakukan tarif baru, Wall Street enggan bergerak
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sejumlah indeks utama Wall Street tak banyak mengalami perubahan pada penutupan transaksi Selasa (10/12). Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, pada penutupan market indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,01% atau 3,84 poin menjadi 27.913,44.

Sementara, indeks S&P 500 turun 0,01% atau 0,18 poin menjadi 3.135,78 dan indeks Nasdaq Composite naik 0,05% menjadi 8.626,25.

Baca Juga: Wall Sreet dibuka mixed di tengah kabar baik penundaan tarif impor oleh Amerika

Sepertinya, investor lebih memilih untuk menunggu berita kongkret mengenai apakah tarif AS pada barang-barang impor China akan segera berlaku pada 15 Desember atau tidak. Hal ini berpotensi menjadi titik balik dari perang dagang kedua negara yang selama 17 bulan terakhir sudah mengguncang market.

Indeks bursa berjangka AS mengalami kenaikan di perdagangan sebelum pasar dibuka saat Wall Street Journal menyebut negosiator perdagangan AS dan China berupaya keras untuk menunda pemberlakuan tarif.

Baca Juga: Bursa Asia tergelincir jelang rilis data inflasi China

Adanya penundaan ini dilihat sebagai hal yang sangat krusial dalam rangka menciptakan kesepakatan dagang awal antara kedua negara.

"Market saat ini menahan napas mereka," jelas Nela Richardson, investment strategist Edward Jones.

Dia menambahkan, "Saya rasa, market tidak akan merasa nyaman hingga ada garis di pasir yang mengatakan tidak akan ada pemberlakuan tarif baru pada 15 Desember nanti."

Baca Juga: Gara-gara Apple, Wall Street terkoreksi pada penutupan Senin (9/12)

Sepanjang 2019 ini, indeks S&P 500 sudah melonjak 25%. Lonjakan ini didorong oleh langkah The Fed yang memangkas suku bunga acuannya pada awal tahun, rasa lega atas kinerja sejumlah perusahaan, hingga membaiknya sentimen investor terhadap perdagangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×