kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang kemungkinan dampak hasil FOMC terhadap suku bunga BI


Rabu, 19 Juni 2019 / 21:03 WIB
Menimbang kemungkinan dampak hasil FOMC terhadap suku bunga BI


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (20/6) dini hari nanti, The Federal Open Market Committee (FOMC) akan mengumumkan bagaimana sikap kebijakan moneter AS.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia mengatakan potensi penurunan suku bunga The Fed terbuka ke depannya. Namun, diproyeksikan esok hari The Fed masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan mereka. 

Penyebabnya, Amerika Serikat (AS) masih berpikir dua kali jika suku bunga turun di tengah kondisi perang dagang yang masih berkecamuk. "Potensi suku bunga The Fed turun sedikit tertunda," kata Ramdhan, Rabu (19/6).

Sementara, Pengamat pasar modal Anil Kumar berpendapat yang dinanti pelaku pasar saat ini bukanlah apakah The Fed akan menurunkan suku bunga pada esok hari atau bulan depan. Dengan melihat langkah European Central Bank (ECB) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga, menurut Anil The Fed jadi tidak memiliki banyak pilihan selain juga ikut menurunkan suku bunga.

"FOMC diproyeksikan akan memberikan pernyataan yang jelas mengarah pada penurunan suku bunga entah itu akan lebih agresif dilakukan besok atau bulan depan," kata Anil, Rabu (19/6).

Namun, keputusan FOMC besok, tidak serta merta akan diikuti Bank Indonesia. Anil memproyeksikan, jika The Fed masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, maka BI tidak akan menunggu The Fed hingga menurunkan suku bunga untuk juga menurunkan suku bunga BI. 

Menurutnya, kini arah penurunan suku bunga The Fed sudah jelas terkonfirmasi dan BI dapat langsung menurunkan suku bunga jika fundamental dalam negeri mendukung.

Ramdhan menambahkan langkah BI dalam menurunkan suku bunga perlu didukung dengan stabilnya nilai tukar rupiah yang kini volatilitasnya masih cukup tinggi karena terdampak faktor eksternal perang dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×