Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menampakkan tajinya. Hari ini, IHSG menguat 0.03% ke level 4.987,776. Dalam sebulan, indeks telah menguat 10,50%.
Pun begitu dengan Indeks LQ45. Indeks yang berisi 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan paling likuid ini menguat 14,97% dalam sebulan. Lantas, di tengah penguatan indeks yang sedang terjadi, bagaimana valuasi dari penghuni Indeks LQ45?
Baca Juga: Ini 15 saham di indeks LQ45 yang punya PER paling rendah
Salah satu metode untuk menilai valuasi suatu saham adalah price to earnings ratio (PER), yakni dengan membandingkan antara harga saham dan laba bersih perusahaan.
Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia, Wijen Pontus menilai saat ini rata-rata valuasi saham penghuni Indeks LQ45 sudah mulai mahal (premium) seiring dengan naiknya IHSG.
“Belum (cukup murah). Baru bisa dikatakan murah jika PER bisa kembali seperti Maret atau April kemarin,” ujar Wijen kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6). Alih-alih merekomendasikan beli, Wijen justru merekomendasikan investor untuk menjual atau ambil untung.
Sebab, pandemi Corona (Covid-19) belum sepenuhnya berdampak kepada kondisi perekonomian. Wijen menilai, dampak dari pandemi ini akan terasa setelah laporan keuangan emiten untuk kuartal kedua 2020 dirilis.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Naik Tipis, Saham BMRI Dibuang Asing, INDF Jadi Incaran
Kontan.co.id mencatat, terdapat 15 saham Indeks LQ45 yang memiliki PER terkecil. Empat diantaranya merupakan emiten yang bergelut di bidang tambang batubara.
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, memiliki PER sebesar 5,32 kali. Ada pula saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan PER 7,87 kali, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan PER 8,76 kali, serta saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan PER 9,05 kali.
Wijen memprediksi, harga batubara global baru akan pulih pada awal 2021 mendatang. Untuk tahun ini, harga batubara diproyeksi masih belum stabil.
Apalagi, gelombang kedua Covid-19 baru saja muncul di China, yang merupakan salah satu Negara konsumen batubara terbesar di dunia. Negeri tirai bambu ini akhirnya kembali membatalkan penerbangan dari dan menuju Beijing untuk mencegah penyebaran Covid-19 gelombang kedua.
Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan emiten batubara sangat bergantung pada kondisi perekonomian. Ketika perekonomian tertekan seperti saat ini, kinerja emiten batubara akan ikut tertekan. Sebaliknya, ketika perekonomian mulai pulih dari pandemi, emiten batubara juga akan ikut pulih.
Melansir data RTI Business, berikut ini merupakan 15 saham Indeks LQ45 dengan PER terendah per penutupan Rabu (17/6)
1. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PER 2.12 kali
2. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PER 3.39 kali
3. PT XL Axiata Tbk (EXCL), PER 4.74 kali
4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PER 4.99 kali
5. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PER 5.32 kali
6. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN,) PER 6.59 kali
7. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM), PER 6.75 kali
8. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PER 7.22 kali
9. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PER 7.87 kali
10. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PER 8.29 kali
11. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), PER 8.36 kali
12. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PER 8,72 kali
13. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), PER 8.76 kali
14. PT United Tractors Tbk. (UNTR), PER 9.05 kali
15. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PER 9.55 kali
Baca Juga: Asing jual bersih, IHSG naik tipis 0,03% ke 4.987 pada akhir perdagangan Rabu (17/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News