kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik upaya HK Metals Utama (HKMU) kejar pendapatan Rp 600 miliar pada tahun ini


Senin, 16 Agustus 2021 / 22:35 WIB
Menilik upaya HK Metals Utama (HKMU) kejar pendapatan Rp 600 miliar pada tahun ini
ILUSTRASI. Pabrik material bangunan PT HK Metals Utama Tbk (HKMU)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HK Metals Utama Tbk membidik perbaikan kinerja pada tahun ini. Sejumlah strategi disiapkan demi mengejar pendapatan di kisaran Rp 600 miliar serta memperbaiki kinerja bottom line.

Sebagai pembanding, emiten manufaktur dan perdagangan bahan bangunan berkode saham “HKMU” itu membukukan pendapatan sebesar Rp 559,95 miliar pada sisi top line, serta rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 234,94 miliar  pada sisi bottom line di sepanjang tahun 2020 lalu. 

Efek gulir pandemi Covid-19 secara umum serta divestasi anak usaha perusahaan, yaitu PT. Hakaru Metalindo Perkasa (HMP) disebut sebagai beberapa faktor di balik realisasi kinerja HKMU pada tahun lalu.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan HKMU, Jodi Pujiyono mengatakan, kondisi bisnis perusahaan sudah relatif jauh lebih sehat pasca strategi divestasi terhadap anak usaha. Di sisi lain, berdasarkan catatan perusahaan, performa keuangan HKMU juga dirasa masih cukup baik di sepanjang semester pertama tahun ini.

Baca Juga: Aktor Ricky Harun sah jadi komisaris independen HK Metals Utama (HKMU)

HKMU berharap, HKMU bisa memaksimalkan peluang permintaan pasar yang diharapkan mulai pulih pada semester kedua tahun ini.

“Secara siklikal bisnis kami memang heavy di semester 2, sehingga kita akan fokus pada 2 hal, satu adalah terkait dengan demand pasar yang harapannya sudah mulai pulih, kemudian yang kedua adalah sebesar apa kita bisa melakukan efisiensi lagi di semester 2 sehingga di situlah harapan kami profitabilitas mulai terlihat,” kata Jodi dalam acara paparan publik yang disiarkan secara virtual, Senin (16/8).

Sedikit informasi, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan bahan bangunan, HKMU secara konsolidasi memiliki 5 lini produk, yaitu ekstrusi aluminium dengan kapasitas produksi terpasang sebesar, baja ringan, produk saniter, pipa pvc, dan stainless steel.

Secara umum, profil pelanggan HKMU terdiri atas 3 segmen, yaitu segmen distribusi ritel dengan porsi sekitar 75% dalam total penjualan, segmen proyek sekitar 10-15%, serta ekspor.  

Dilihat berdasarkan produknya, sebagian besar pendapatan HKMU berasal dari produk aluminium. Pada sepanjang Januari-Juni 2021 misalnya, produk aluminium menyumbang 51% dari pendapatan HKMU berdasarkan catatan perusahaan. Sekitar 49% pendapatan usaha sisanya berasal dari lini produk baja ringan sekitar 21%, stainless steel 12%, pipa pvc 8%, dan produk saniter 8%.

Menurut pemaparan Jodi, tahun 2021 merupakan tahun bagi HKMU untuk memperbaiki dasar dan melakukan transformasi bisnis. Hal ini dilakukan melalui 3 cara, yaitu memfokuskan kembali kegiatan bisnis pada segmen manufaktur bangunan yang memiliki margin lebih baik dibanding segmen perdagangan, restrukturisasi neraca dan fasilitas pinjaman, serta  meningkatkan efisiensi operasional.

Dari sisi produksi, HKMU mencanangkan untuk meningkatkan rata-rata utilisasi produksi ke angka 80% dari posisi saat ini yang berkisar 60%-70%. Mengutip materi paparan publik perusahaan, HKMU telah memproduksi 2.710 ton baja ringan, 2.693 ton aluminium melalui anak usaha PT Handal Aluminium Sukses (HAS), 1.438 ton ton pipa pvc, 288.067 pcs produk saniter, dan 325 ton stainless steel di sepanjang paruh pertama tahun ini.

Tahun lalu,  HKMU secara konsolidasi mencatatkan realisasi produksi 9.147 baja ringan, 6.149 aluminium, 3.027 ton pipa pvc, 440.014 pcs produk saniter,  dan 357 ton stainless steel pada setahun penuh.

Diakui Jodi, kegiatan produksi baja ringan perusahaan memang sempat terkendala gara-gara pasokan bahan baku hot rolled coil (HRC) yang terganggu. Jodi bilang, hal ini merupakan faktor eksternal yang berada di luar kendali perusahaan. Selain itu, hal ini juga merupakan fenomena umum yang juga menimpa kompetitor lainnya.

 

“Memang ada 1 komoditas yang mengalami kendala, tetapi ini memang suatu faktor yang di luar dari kontrol kami,” tutur Jodi. 

Sejalan dengan perbaikan dasar dan transformasi yang dijalankan perusahaan pada tahun ini, HKMU belum mau jor-joran dalam menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex). Sepanjang tahun ini, HKMU hanya menganggarkan capex sekitar Rp 5 miliar untuk keperluan perawatan dan peremajaan mesin. Agenda tersebut bertujuan agar efisiensi produksi bisa dijaga.

Sepanjang kuartal I tahun ini, HKMU membukukan penjualan konsolidasi sebesar Rp 130,30 miliar, turun 56,86% dibanding realisasi penjualan kuartal I 2020 yang sebesar Rp 302,12 miliar.

Seturut penjualan yang menyusut, HKMU membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih Rp 3,05 miliar di kuartal I 2021. Sebelumnya, HKMU mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 10,24 miliar di kuartal I 2020. Saat tulisan ini dibuat, HKMU belum merilis laporan keuangan interim untuk periode Januari-Juni 2021.

Selanjutnya: HK Metals Utama (HKMU) berharap kinerja keuangan tahun ini membaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×