Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) luncurkan indeks baru, yaitu IDX Cyclical Economy 30 atau IDX ECONOMY30. Indeks ini mencakup saham dari berbagai sektor cyclical yang di kinerja keuangannya dipengaruhi siklus ekonomi.
Indeks ini mengukur kinerja harga dari 30 saham cyclical berdasarkan subsektor dari IDX Industrial Classification (IDXIC) yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Pada tahap awal, penentuan konstituen indeks IDX Cyclical Economy 30 mengecualikan saham yang tercatat pada Papan Pemantauan Khusus. Kemudian, dipilih 30 saham yang diperdagangkan selama 12 bulan terakhir.Nantinya akan dipilih saham berdasarkan peringkat tertinggi berdasarkan faktor nilai transaksi, frekuensi transaksi, kapitalisasi pasar free float, keterwakilan masing-masing sektor cyclical dan fundamental.
Penghitungan indeks IDX Cyclical Economy 30 menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted yang disesuaikan berdasarkan rasio free float dan menerapkan pembatasan bobot saham (cap) paling tinggi sebesar 25%. Adapun evaluasi berkala indeks IDX Cyclical Economy 30 terdiri dari Evaluasi Mayor dan Minor. Evaluasi Mayor yang bertujuan untuk pemilihan serta pembobotan ulang konstituen indeks, akan dilakukan pada akhir Februari dan Agustus.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan hasil kajian BEI menunjukan bahwa sektor cyclical dapat memberikan imbal hasil atau return yang lebih baik.
“Sementara tujuan dari penerbitan indeks IDX ECONOMY30 diharapkan dapat menjadi alternatif acuan bagi manajemen investasi dan investor,” jelasnya kepada Kontan, Senin (15/7).
Manajemen BEI berharap para investor mampu lebih cermat dalam mengambil keputusan investasi yang adaptif terhadap perubahan siklus ekonomi, sehingga dapat mencapai kinerja portofolio yang optimal.
Reza Fahmi, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management mengatakan pihaknya dapat mempertimbangkan indeks baru ini sebagai referensi atau benchmark.
“Sebelum mengadopsi acuan baru, kami akan melakukan kajian internal untuk memastikan kesesuaian indeks dan produk yang akan dibuat,” kata Reza.
Saham Pilihan
Direktur Infovesta, Edbert Suryajaya menilai dengan kondisi saat ini, indeks ECONOMY30 ini cukup menarik. Sebab, secara makro siklus ekonomi dan investasi akan masuk ke zona ekspansi.
“Ini ditandai dengan adanya penurunan suku bunga. Saham yang masuk ke sektor siklikal akan diuntungkan dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah,” kata dia.
Edbert mengatakan indeks IDX ECONOMY30 tentu akan menarik dari sudut pandang manajer investasi, terutama bagi manajer investasi yang ingin memilih produk yang sesuai.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menyebut semua saham yang masuk dalam ke indeks ECONOMY30 menarik untuk dicermati, khususnya saham perbankan dan properti.
“Kedua sektor itu sangat merespon perubahan tingkat suku bunga karena The Fed berpotensi menurunkan The Fed Rate pada semester kedua ini,” jelasnya.
Sukarno bilang saham perbankan terutama blue chip bisa dapat dicermati karena sudah terkoreksi dan dalam fase perbaikan. Investor juga bisa mencermati CTRA, ERAA dan ACES.
Dalam jangka pendek, ada potensi kenaikan 3%–6% untuk target moderat dan 5%–15% untuk target optimisis dari harga penutupan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News