kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Menilik reksadana campuran Mandiri Investa Syariah


Selasa, 01 Desember 2015 / 06:55 WIB
Menilik reksadana campuran Mandiri Investa Syariah


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di kala pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla gencar menggenjot program pembangunan infrastruktur dalam negeri, manajer investasi kerap menghimpun sektor saham yang bakal diuntungkan dari aksi tersebut untuk produk reksadana mereka.

Begitu pula dengan PT Mandiri Manajemen Investasi untuk produk reksadana campuran Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB).

Product Development & Management Mandiri Manajemen Investasi M Ari Adil memaparkan, secara year to date hingga 25 November 2015, produk Mandiri Investa Syariah Berimbang mencetak return minus 6,56%. Angka tersebut lebih unggul dibandingkan rata-rata return reksadana campuran, tercermin pada Infovesta Balanced Fund Index yang minus 7,47% pada periode sama.

Ari menjelaskan, performa yang cenderung stabil tersebut disebabkan oleh tidak adanya alokasi aset Mandiri Investa Syariah Berimbang pada saham sektor keuangan. “Beberapa saham yang befluktuasi aktif adalah saham dari sektor keuangan dimana reksadana syariah tidak memiliki eksposure ke sektor tersebut,” tuturnya.

Untuk produk reksadana campuran tersebut, Ari menuturkan perusahaan fokus ke sektor saham properti dan sektor saham yang terkait program pembangunan infrastruktur. Sebab, sektor saham inilah yang akan selalu menjadi fokus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam negeri guna menggenjot infrastruktur yang saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan.

Perusahaan juga memarkirkan dananya ke sektor konsumer karena sektor tersebut yang umumnya akan mendulang untung terbesar kala pertumbuhan ekonomi membaik. Adapun jenis sukuk yang dipilih adalah sukuk ijarah dengan tenor sekitar tiga tahun.

Menilik fund fact sheet per Oktober 2015, sekitar 58,23% dana kelolaan Mandiri Investa Syariah Berimbang diparkir pada efek saham syariah. Sisanya, 27,78% dipendam pada sukuk dan sebanyak 13,99% berupa instrumen pasar uang seperti deposito.

Racikan tersebut sesuai dengan kebijakan investasi yang dianut untuk Mandiri Investa Syariah Berimbang. Mandiri Manajemen Investasi memang leluasa menempatkan dana kelolaan produk reksadana campuran ini pada efek syariah 5% - 78%, sukuk 20% - 79%, serta pasar uang syariah 2% - 75%.

“Akhir tahun 2015, MISB akan memposisikan portofolio neutral-overweight ke pasar saham syariah. Berdasarkan fakta bahwa pergerakan bulan Desember secara historical dari tahun 1995 memiliki 90% hasil yang positif apabila dibandingkan posisi awal bulan sampai akhir bulan Desember,” paparnya.

Dengan strategi tersebut, Ari optimistis reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang dapat menelurkan performa lebih baik dibandingkan indeks.

Mauldy R Makmur, Head of Corsec & Business Support Mandiri Manajemen Investasi menyebutkan, Mandiri Investa Syariah Berimbang merupakan reksadana campuran berbasis efek syariah.

Keunggulannya terletak pada fleksibilitas mengatur portofolio aset agar dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar secara lebih optimal. Reksadana beraset syariah juga umumnya memiliki pergerakan yang lebih stabil.

“Tujuan awal produk ini untuk memberikan pilihan kepada investor dengan preferensi efek syariah untuk memiliki reksadana dengan eksposure ke semua jenis asset. Baik saham, obligasi dan pasar uang syariah,” terangnya.

Mauldy berpendapat, investor yang sesuai untuk berinvestasi pada reksadana campuran Mandiri Investa Syariah Berimbang adalah yang berprofil risiko moderat.

Per 27 November 2015, reksadana ini diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 2.616,01. Adapun per Oktober 2015, produk yang meluncur sejak 4 November 2004 tersebut sudah mencetak dana kelolaan Rp 31,99 miliar.

Nah, investor bisa mengoleksi reksadana campuran tersebut dengan minimal investasi Rp 50.000. Pembelian selanjutnya juga minimum Rp 50.000.

Perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 1%. Jika investor menjual kembali reksadana ini dalam waktu kurang dari setahun akan dikenakan biaya maksimal 1%. Penjualan kembali di atas setahun tidak dipungut biaya. Ada pula biaya pengalihan minimal 0,15% hingga maksimal 1,25%. Mandiri Investa Syariah Berimbang menggunakan bank kustodian Deustche Bank AG.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menilai, unggulnya kinerja Mandiri Investa Syariah Berimbang ketimbang Infovesta Balanced Fund Index ditopang oleh mayoritas alokasi dana pada saham-saham blue chip berkapitalisasi besar. Jenis saham tersebut merupakan penggerak indeks dan memiliki prospek fundamental solid.

“Hingga akhir 2015, prospek kinerja Mandiri Investa Syariah Berimbang masih berpeluang mengalahkan benchmark Infovesta Balanced Fund Index dengan dukungan alokasi portofolionya di samping momentum pasar yang berpeluang mengalami windows dressing,” jelasnya.

Praska berpendapat, idealnya investor yang menggenggam reksadana campuran berprofil risiko moderat dengan jangka waktu investasi tiga tahun hingga lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×