kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%

Menilik Kinerja Indeks Saham Sektoral di Bursa, Siapa Paling Unggul?


Rabu, 12 November 2025 / 20:54 WIB
Menilik Kinerja Indeks Saham Sektoral di Bursa, Siapa Paling Unggul?
ILUSTRASI. Karyawan berjalan dekat papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Mayoritas kinerja indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat sejak awal tahun 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas kinerja indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat sejak awal tahun 2025.

Berdasarkan data BEI tanggal 12 November 2025, dari 11 indeks saham sektoral, mayoritas mengalami penguatan dua digit hingga tiga digit. Hanya satu indeks sektoral yang kenaikannya satu digit, yakni IDX Financials yang naik 4,74% sejak awal tahun alias year to date (YTD). 

Penguatan terbesar dialami IDX Technology yang menguat 161,82% ke level 10.467,24 pada penutupan pasar Rabu (12/11/2025).

Lalu, disusul IDX Industrials yang naik 71,06% YTD dan IDX Basic Materials 60,73% YTD.

Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS Berakhir, Bagaimana Efeknya ke IHSG?

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto melihat, kinerja sektor IDX Technology naik lantaran kinerja saham emiten konstituennya tengah naik pesat.

“Ini karena kinerja saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang tahun ini berkinerja sangat baik,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Valuasi saham emiten sektor teknologi juga sudah sangat tinggi. Saham DCII misalnya, sudah naik 523,63% YTD dengan price to earning ratio (PER) 568,97x dan rasio price to book value (PBV) 168,19x.

Saham Teknologi

Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi melihat, sektor-sektor yang naik tinggi ditopang euforia saham digital dan manufaktur, serta longgarnya likuiditas global. 

“Sementara yang relatif tertahan karena tekanan margin, penurunan net interest margin (NIM) bank, dan rotasi dana ke sektor siklikal,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/11).

Menurut Wafi, kenaikan IDXTech didorong pemulihan emiten-emiten seperti DCII, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), lantaran ada efek restrukturisasi serta efisiensi operasional. 

Baca Juga: Kinerja Wijaya Karya (WIKA) Masih Berat, Cermati Prospeknya

IDX Industrials naik karena sektor logistik, konstruksi, dan manufaktur ekspor. Sementara, IDX Basic Materials ditopang komoditas logam. 

“Sebagian (kenaikan) spekulatif, tapi fundamental beberapa emiten juga membaik,” kata Wafi.

Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Chory Agung Ramdhani mengatakan, sentimen pemberat untuk IDX Finance berasal dari ketidakpastian global dan potensi perlambatan ekonomi global, meskipun ekonomi Indonesia sendiri masih tumbuh 5,04% secara year-on-year (YoY) pada kuartal III 2025.

“Lalu, masih adanya bayang-bayang ketidakpastian global dapat menjadi sentimen pemberat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Di sisi lain, kenaikan IDX Technology secara umum berasal dari sentimen antusiasme investor yang tinggi terhadap emiten digital dan startup.

Namun, kenaikan yang drastis pada IDX Technology lebih banyak didorong oleh sentimen dan spekulasi ekspektasi pertumbuhan masa depan dan pergerakan emiten dengan bobot besar.

Baca Juga: Investasi Emas di Indonesia Masih Potensial, Begini Strategi dan Proyeksi Harganya

Untuk IDX Industrials, kenaikan pada sektor ini terkait dengan pemulihan dan peningkatan kegiatan ekonomi secara umum, terutama pada sektor manufaktur, peralatan berat, dan infrastruktur. 

“Kinerja positif perusahaan industri akan terlihat dari peningkatan pesanan dan utilisasi kapasitas,” tuturnya.

Lalu, kenaikan IDX Basic Materials didorong oleh kenaikan harga komoditas global, seperti emas, serta ekspektasi permintaan yang tinggi dari sektor hilirisasi dalam negeri dan pemulihan ekonomi global.

Prospek dan Rekomendasi

Rully bilang, ada kemungkinan rotasi sektoral di akhir tahun 2025 atau di tahun 2026. Harapannya, rotasi sektoral bisa lebih fokus pada kinerja fundamental para emiten.

Sektor yang masih bisa diperhatikan ke depan lantaran masih berfundamental baik adalah sektor keuangan, telekomunikasi, konsumer, dan pakan ternak.

Wafi melihat, rotasi sektoral bisa muncul di akhir Desember 2025 atau di awal tahun 2026 lantaran ada aksi window dressing dan evaluasi portofolio para investor.

Sektor yang berpotensi berkinerja baik ke depan ada consumer cyclical, telco, dan perbankan. “Ini didorong perbaikan konsumsi, suku bunga rendah, serta arus masuk dana asing,” ungkapnya.

Baca Juga: Masih Melaju, IHSG Ditopang Investor Domestik

Senada, Chory berpandangan, rotasi kinerja sektoral sangat mungkin terjadi dalam pasar saham, terutama menjelang akhir tahun dan memasuki tahun baru. 

Sisa sebulan terakhir biasanya cenderung menjadi periode yang diwarnai oleh beragam aksi para pelaku pasar. Seperti, window dressing, reaksi pasar terhadap kinerja kuartal III dan IV, serta awal siklus kebijakan makroekonomi di tahun berikutnya.

Berdasarkan sentimen tersebut, sektor-sektor yang kemungkinan besar akan menjadi jawara atau kembali diminati adalah IDX Financials (keuangan), IDX Property & Real Estate (properti), dan IDX Consumer Cyclicals (barang konsumsi primer dan sekunder).

IDX Financials terdorong sentimen siklus penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI), yang mendorong pertumbuhan kredit, mengurangi beban biaya dana bank, dan membuat pertumbuhan ekonomi domestik stabil.

IDX Property & Real Estate terdorong siklus penurunan suku bunga yang menurunkan suku bunga KPR/KPA, memicu permintaan properti, dan mendorong peningkatan marketing sales emiten.

Lalu, IDX Consumer Cyclicals terdorong stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat pulih. 

“Program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi meningkatkan permintaan barang konsumsi tertentu, khususnya pangan,” katanya.

Chory pun merekomendasikan beli untuk BBCA, TLKM, ASII, dan BRMS dengan target harga masing-masing Rp 11.900 per saham, Rp 4.000 per saham, Rp 6.700 per saham, dan Rp 1.080 per saham.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi dalam Tren Bullish, Cek Saham Rekomendasi Analis, Kamis (13/11) ​

Selanjutnya: 5 Cara Menentukan Gaji yang Layak Agar Hidup Anda Nyaman dan Finansial Stabil

Menarik Dibaca: 5 Cara Menentukan Gaji yang Layak Agar Hidup Anda Nyaman dan Finansial Stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×