kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menguat Hari Ini, Begini Prediksi Rupiah pada Perdagangan Selasa (10/1)


Senin, 09 Januari 2023 / 20:16 WIB
Menguat Hari Ini, Begini Prediksi Rupiah pada Perdagangan Selasa (10/1)
ILUSTRASI. Petugas teller memperlihatkan mata uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di salah satu bank di Tangerang Sealtan, Rabu (18/11). /pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/18/11/2020.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah dibuka menguat di awal perdagangan pekan ini. Analis berpandangan bahwa penguatan rupiah karena kinerja dolar Amerika Serikat (AS) merosot.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, indeks dolar AS tercatat merosot ke level terendah dalam tujuh bulan karena pelaku pasar berekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan cenderung less hawkish. Di sisi lain, pembukaan kembali China meningkatkan sentimen risiko. 

Dolar AS melemah terhadap mata uang G10 dan mata uang Asia, setelah lemahnya data upah dan jasa AS memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih kecil.

"Hal ini mendorong pelaku pasar berekspektasi bahwa Fed akan mendekati puncak dari kenaikan suku bunganya," ucap Josua kepada Kontan.co.id, Senin (9/1).

Baca Juga: Rupiah Berhasil Menguat di Awal Pekan, Intip Sentimen yang Menopangnya

Sementara dari perkembangan kebijakan nol Covid, lanjut Josua, perjalanan bebas karantina di China mulai berlaku pada hari Minggu sehingga mendorong peningkatan sentimen risiko. 

Analis DCFX Futures Lukman Leong menilai bahwa rupiah menguat seiring dengan pelemahan meluas pada dolar AS setelah data tenaga kerja AS menunjukkan penurunan pada upah. Hal itu diharapkan akan meredakan tekanan inflasi dari sektor tenaga kerja.

Data juga menunjukkan kontraksi yang mengejutkan pada sektor servis AS yang menyumbangkan 70% dari ekonomi, memicu harapan pada The Fed untuk mengurangi agresivitas.

Hanya saja, Lukman memperkirakan rupiah akan kembali tertekan di perdagangan esok Selasa (10/1). Menyusul absennya data ekonomi penting dari domestik. 

Dolar AS sendiri diperkirakan akan kembali menguat. Investor menantikan data penting inflasi AS pada hari Kamis yang diperkirakan hanya akan sedikit menurun.

Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.568 Per Dolar AS Pada Hari Ini (9/1)

Adapun Lukman memproyeksikan rupiah akan berada di kisaran Rp 15.500 - Rp 15.650 per dolar AS di perdagangan Selasa (10/1). Sedangkan, Josua memprediksikan rupiah diperdagangkan dalam rentang Rp 15.500 - Rp 15.625 per dolar AS.

Asal tahu, rupiah Jisdor ditutup menguat 0,39% ke level Rp 15.574 per dolar AS di perdagangan Senin (9/1). Sejalan, rupiah spot juga ditutup menguat 0,42% ke Rp 15.568 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×