Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Sepanjang 2012 rupiah terkoreksi yang cukup dalam. Di pasar spot selama 2012. Pada penutupan kurs BI kemarin, rupiah berada di level 9.650, tertinggi sepanjang 2012.
Dealer Forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Taufan Tito mengatakan, koreksi rupiah menjelang akhir tahun ini masih akan berlangsung pada 2013. Menurutnya secara historis, performa akhir tahun masih akan tetap direspon hingga tahun berikutnya.
Taufan mengatakan, Desember ini harusnya permintaan dollar AS sudah mulai menipis. Nyatanya, permintaan masih menumpuk. "Sebetulnya kenaikan permintaan tidak sampai 10% dibanding 2011. Tapi memang stok dollar AS yang menipis," ujarnya.
Taufan pesimistis rupiah bisa rebound tahun depan. Neraca perdagangan akan kembali defisit dan imbasnya timbul inflasi. Dampaknya rupiah bisa mencapai 10.000. Namun, Taufan masih menaruh harapan rupiah akan menguat pada semester II 2013. Taufan memproyeksi, rupiah akan menguat akhir tahun ini demi mengejar target stabilisasi nilai tukar oleh BI.
Director Chief Economist Mandiri Group Destry Damayanti dalam surat elektroniknya menjabarkan, rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15% dan kenaikan Upah Minimum Provinsi 20% tahun depan dapat memicu inflasi 5% hingga 5,5%. Selain itu, defisit neraca perdagangan pada akhir 2012 ini cenderung masih berlanjut pada 2013. Akibatnya, rupiah akan terdepresiasi pada semester I 2013 dan kembali bergerak stabil semester II.
Taufan memprediksi hingga akhir tahun 2012 rupiah akan bergerak di 9.550 hingga 9.600. Proyeksi Destry, rupiah hingga akhir tahun 2012 bergerak tak jauh dari 9.670, sementara sepanjang tahun 2013, rupiah ada di kisaran 9.600 – 9.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News