kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengisap dalam-dalam kepulan bisnis GGRM


Rabu, 25 November 2015 / 07:35 WIB
Mengisap dalam-dalam kepulan bisnis GGRM


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski terpapar risiko regulasi rokok, bisnis PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tetap mengepulkan asap. Pada kuartal III-2015, GGRM mencetak laba bersih sekitar Rp 1,7 triliun.

Laba tersebut meningkat 28% dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu dan melonjak 52% dari kuartal kedua 2015. "Pencapaian ini 40% di atas prediksi kami periode kuartal III-2015," kata Harry Su, analis Bahana Securities, Selasa (24/11).

Pencapaian ini merupakan hasil efisiensi GGRM. Emiten rokok ini menggunting pengeluaran marketing, kompensasi karyawan, suplai peralatan kantor dan biaya pemeliharan. Alhasil, beban penjualan dan beban administrasi GGRM masing-masing anjlok 42% dan 17% secara kuartalan.

Terlepas dari masalah regulasi, bisnis jangka panjang GGRM diprediksi bakal tetap mengepul. Ada beberapa hal yang mendukung asumsi ini. Daya beli masyarakat diprediksi pulih tahun depan. Permintaan yang membaik memicu penjualan lebih moncer.

Daya beli yang lebih tinggi membuka ruang bagi GGRM mengerek harga. Kelebihan dana pascapenyesuaian harga akan menambah modal GGRM membiayai kebutuhan riset dan pengembangan yang lebih besar untuk varian baru.

"Dan sepertinya juga tidak ada kenaikan besar untuk harga tembakau tahun depan," ujar Harry.

Ia memprediksi, harga tembakau akan berada pada rentang Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per kilogram. Jadi, GGRM juga tidak perlu mengeluarkan belanja modal untuk rencana ekspansi, mengingat kapasitas dan persedian masih mencukupi.

Belanja modal juga hanya untuk pengeluaran tahunan. Dengan proyeksi itu, Harry merevisi proyeksi kinerja GGRM. Tahun ini, dia memprediksikan GGRM mampu meraup pendapatan Rp 69,03 triliun dari prediksi sebelumnya Rp 67,33 triliun.

Harry juga menaikkan proyeksi laba bersih GGRM menjadi Rp 5,44 triliun, dari Rp 4,94 triliun. Harry mengerek prediksi pendapatan GGRM tahun depan dari Rp 73,72 triliun menjadi Rp 73,92 triliun dan laba bersih dari Rp 5,48 triliun menjadi Rp 5,96 triliun.

Maula Adini Putri, analis Ciptadana Securities, menambahkan, kinerja GGRM bisa moncer karena harga tembakau turun 6,7% ketimbang tahun lalu.

Dalam riset 11 November Adini menjelaskan, penurunan harga tembakau mendorong kenaikan margin laba kotor GGRM pada kuartal III 2015 menjadi 20,7% dari 20,1%.

"Tahun depan, harga tembakau juga diprediksi masih lebih rendah, seiring kondisi cuaca yang lebih baik," ungkap Adini.

Menurut dia, margin kotor GGRM hingga akhir tahun ini masih terjaga di 20,7% dan naik menjadi 21,5% tahun depan. Sedangkan prediksi pendapatan bersih tahun ini dan tahun depan, masing-masing Rp 71,96 triliun dan Rp 80,53 triliun serta laba bersih Rp 5,19 triliun dan Rp 6,4 triliun.

Hanya saja, prospek menarik GGRM itu masih dibayangi regulasi pemerintah, salah satunya soal target pajak. Adanya pajak, harga rokok naik dan penyesuaian bakal dibebankan ke konsumen.

"Kami memperkirakan, tahun depan GGRM akan menaikkan harga jual rata-rata sekitar 9%-10%," tambah Wilbert, analis Sinarmas Sekuritas dalam riset 10 November.

Tapi, membaiknya daya beli akan membantu kinerja GGRM. Alhasil, GGRM masih mampu mencatat pendapatan tahun depan Rp 77,33 triliun dan laba bersih Rp 6,4 triliun.

Wilbert merekomendasikan buy GGRM dengan target harga Rp 54.400. Harry menyarankan buy dengan target harga Rp 65.000. Adini merekomendasikan buy dengan target harga Rp 55.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×