Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski berukuran kecil, tapi mur dan baut ternyata memiliki skala bisnis yang besar. Sebagai elemen penting di bahan konstruksi, prospek bisnis mur dan baut semakin kencang beriringan dengan pembangunan infrastruktur yang kian menjulang.
PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk turut memutar sekrup industri mur dan baut di Indonesia. Emiten bersandi BAUT di Bursa Efek Indonesia ini optimistis bisa semakin menguatkan usahanya setelah berhasil melantai di bursa saham.
Meraup dana segar sebesar Rp 145 miliar dari hasil penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO), BAUT bakal mendongkrak kinerja usahanya. Sebanyak 94% dari dana tersebut akan dipakai untuk belanja modal termasuk pembelian persediaan barang. Sedangkan sisanya untuk pembayaran utang dagang.
"Penggunaan dana akan segera direalisasikan dalam waktu dekat," kata Sekretaris Perusahaan PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk Anita Yuniarty Neilan saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (4/2).
Anita menyampaikan, sebagian besar dana dari hasil IPO akan digunakan untuk pembelian persediaan. Meliputi persediaan produk eksisting, maupun persediaan produk baru yang selama ini belum tersedia, seperti full range mur dan baut yang terbuat dari stainless steel, socket cap screw dan hand tools.
Produk-produk baru tersebut dihadirkan untuk mendongkrak usaha BAUT, sehingga dapat menyediakan produk-produk mur dan baut dengan jenis yang lebih variatif kepada pelanggan dalam rangka pengembangan usaha.
Manajemen BAUT optimistis bisa mencapai pertumbuhan pendapatan di level dua angka atau double digit dibandingkan tahun lalu. Ada sejumlah faktor dan strategi bisnis yang mendorong optimisme BAUT tersebut.
Menurut Anita, bisnis mur dan baut memiliki prospek yang masih sangat baik. Sebab, mur dan baut merupakan salah satu komoditas utama dalam pembangunan dan manufaktur. Terlebih, saat ini demand mur dan baut di pasar masih lebih tinggi ketimbang supply.
Baca Juga: Top Gainers IHSG Januari 2022 Banyak Diisi Emiten Baru, Investor Perlu Waspada
"Kami optimistis tahun 2022 pertumbuhan akan double digit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Permintaan pasar masih sangat besar. Apalagi kondisi ekonomi juga sudah berangsur pulih dan menunjukkan pertumbuhan yang positif," terang Anita.
Merujuk prospektus ringkas Perseroan, hingga bulan Juli 2021 BAUT membukukan penjualan sebesar Rp 66,79 miliar atau berhasil tumbuh 62,66% dibandingkan raihan penjualan pada Juli 2020, yang sebesar Rp 41,06 miliar.
BAUT juga mampu mencatatkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 5,34 miliar per Juli 2021. Jauh lebih baik ketimbang rugi neto Rp 2,49 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Meski masih harus menunggu hasil audit untuk laporan keuangan satu tahun penuh, tapi Anita memastikan bahwa sepanjang tahun 2021 BAUT berhasil mencatatkan peningkatan omset maupun laba dibandingkan realisasi pada tahun 2020. "Untuk lebih detailnya akan segera diinfo jika sudah keluar hasil audit di bulan Maret," sambungnya.
Di sisi lain, kebijakan dari pemerintah juga berpeluang menjadi katalis positif untuk mendongkrak kinerja BAUT. Dalam hal ini, Anita menyoroti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang pada tahun ini meningkat tajam untuk sektor infrastruktur dibandingkan tahun lalu.