Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) bersiap meluncurkan sejumlah proyek baru di semester II-2014. Proyek tersebut diharapkan dapat menopang target marketing sales tahun ini Rp 10 triliun. Maklum, hingga semester I-2014, marketing sales CTRA baru Rp 3,85 triliun atau 38,5% dari target 2014.
Robin Sutanto, Analis Bahana Securities memprediksikan, marketing sales CTRA hanya akan tercapai Rp 7,8 triliun. "Jadi pencapaian marketing sales di semester I ini masih sejalan," ujar dia.
Aurelia Amanda Barus, analis BCA Sekuritas dalam riset 5 Agustus 2014 mengatakan, marketing sales CTRA tahun ini Rp 9,8 triliun. Menurut Aurelia, perusahaan ini berencana meluncurkan enam-tujuh proyek baru, seperti gedung perkantoran di Kemayoran, proyek mixed-used di Fatmawati, Citra Maja Raya, Citra Garden City Malang, Proyek Pontianak, dan Citra Garden Puri Serang.
CTRA juga akan meluncurkan proyek Raffles Residence dan Raffles Hotel melalui anak usahanya PT Ciputra Property Tbk (CTRP). Robin menilai, proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan pada marketing sales CTRA semester II-2014. CTRA sebenarnya sudah meluncurkan proyek ini. Namun, manajemen
CTRA belum menggenjot pemasaran karena mengantisipasi adanya pemilihan umum. CTRA juga ingin meminimalisir biaya iklan di semester I-2014.
Akibatnya, kinerja CTRA semester I-2014 masih terlihat menguat. Ini nampak dari pendapatan CTRA yang tumbuh 13% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,8 triliun. Tapi mampu menghasilkan pertumbuhan laba bersih 40,2% yoy menjadi Rp 600,6 miliar.
Margin tumbuh
Akibatnya, margin laba bersih CTRA masih tumbuh menjadi 21,39% dari semester I-2013 yang hanya 17,3%. Margin laba kotor CTRA meningkat menjadi 52,14% dari 48,97%. Tapi jika dibanding kuartal I-2014, margin laba kotor CTRA menyusut dari 53%.
Peningkatan margin ini berkat kontribusi harga tanah yang semakin tinggi. Selain itu, beban pokok penjualan CTRA hanya naik 6% menjadi Rp 1,34 triliun.
Bahkan beban penjualan CTRA menurun 27% yoy menjadi Rp 133,81 miliar. Namun, beban umum dan administrasi CTRA naik 28% menjadi Rp 377,08 miliar.
Menurut Aurelia, penurunan biaya penjualan CTRA lantaran adanya perlambatan pemasaran di semester I tahun ini sehingga biaya komisi penjualan juga berkurang.
Bagi Robin, kinerja CTRA tahun ini dan tahun depan masih bisa tumbuh. Sebab, pendapatan dan laba bersih CTRA masih terbantu dengan marketing sales tahun lalu yang tumbuh pesat 23% yoy menjadi Rp 8,9 triliun.
Tahun ini, Robin memperkirakan, pendapatan CTRA akan mencapai Rp 7 triliun atau naik 37,8% dari tahun lalu Rp 5,78 triliun. Sedangkan laba bersih bisa tumbuh 33,06% menjadi Rp 1,3 triliun dari tahun lalu Rp 977 miliar.
Sementara Felicia Tandiyono, Analis JP Morgan dalam riset 13 Agustus 2014 memperkirakan, pendapatan CTRA bisa mencapai Rp 7,8 triliun dengan laba bersih Rp 1,35 triliun di tahun ini.
Robin dan Aurelia merekomendasikan, buy dengan target masing-masing Rp 1.350 dan Rp 1.440. Felicia memberi rating overweight di Rp 1.700. Selasa (19/8) harga CTRA naik 2,98% ke Rp 1.210.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News