Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) siap menggenjot kinerja melalui diversifikasi usaha. Bank yang gencar mengguyur kredit mikro itu, ingin mengakuisisi perusahaan sekuritas pada kuartal kedua tahun 2012.
Kabar yang santer beredar di pasar, BBRI akan mengambil alih Bahana Securities, sekuritas pelat merah. Supriyadi, Analis OSO Securities, menyatakan, akuisisi sekuritas ini memungkinkan BBRI mengantongi pendapatan yang tidak bisa diperoleh dari bisnis bank.
Peluang dari bisnis sekuritas itu seperti menjadi perantara perdagangan efek (PPE) dan penjamin emisi efek (PEE). Dengan kondisi makro ekonomi Indonesia yang cukup terkendali, diharapkan banyak perusahaan yang akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penerbitan obligasi juga marak serta perdagangan saham pun kian ramai dengan tamu-tamu investor asing. "Kalau memang mau dapat hasil maksimal, sekuritas yang diakuisisi punya dua izin, PPE dan PEE," ujar dia.
Kendati demikian, Supriyadi belum bisa memastikan seberapa besar kontribusi pendapatan sekuritas yang akan diakuisisi tersebut terhadap kinerja BBRI. "Kontribusi anak usaha itu terhadap kinerja konsolidasi BBRI belum akan signifikan pada tahun ini," kata dia.
Joseph Pangaribuan, Analis Samuel Sekuritas Indonesia menambahkan, jika mengacu ke sejumlah bank yang memiliki sekuritas, seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI), kontribusi bisnis sekuritas terhadap pendapatan bank secara konsolidasi maksimal sebesar 5%. "Namun bank bisa mengharapkan sinergi yang mendongkrak current account saving account (CASA) perseroan," kata Joseph.
Tetap tumbuh
Terlepas dari rencana akuisisi itu, para analis sepakat kinerja BBRI tetap cemerlang tahun ini. Supriyadi memperkirakan laba bersih BBRI pada 2012 akan tumbuh sekitar 20% menjadi Rp 16,6 trliun.
Adapun estimasi laba bersih BBRI hingga akhir 2011 sebesar Rp 13,87 triliun. Hingga akhir kuartal III-2011, BBRI sudah mencetak laba bersih senilai Rp 10,43 triliun. Pertumbuhan laba bersih tidak terlepas dari pertumbuhan kredit BBRI yang bisa mencapai 20% secara tahunan, hingga akhir kuartal ketiga 2011.
Joseph bilang, jika target pertumbuhan kredit mencapai 20% bahkan lebih, capital adequate ratio (CAR) BBRI bisa turun hingga 12% tahun ini. Hingga akhir tahun 2011, CAR BBRI masih sekitar 13%.
Supriyadi dan Joseph kompak merekomendasikan beli untuk BBRI dengan target harga masing-masing Rp 8.450 dan Rp 8.100 per saham. A.G Pahlevi, analis Andalan Artha Advisindo Sekuritas juga merekomendasikan beli BBRI dengan target harga Rp 8.200 per saham.
Harga BBRI, Selasa (17/1), ditutup menguat 2,20% menjadi Rp 6.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News