kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meneropong kinerja IHSG di tahun politik, berikut rekomendasi dari Reliance


Kamis, 08 November 2018 / 08:30 WIB
Meneropong kinerja IHSG di tahun politik, berikut rekomendasi dari Reliance


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI) menilai tahun politik tidak akan berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar saham maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebaliknya, IHSG secara historis selalu menguat di tahún pemilu maupun ketika pemilihan presiden (Pilpres).

"Di tahun pemilu secara historis IHSG selalu bergerak optimis menguat. Pada pemilu 2004 IHSG mengalami penguatan 32,85 %, pemilu 2009 mengalami kenaikan 90,17 %, dan pemilu 2014 mengalami apresiasi 18,29 %,” ujar Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam keterangannya Kamis (8/11).

Sehingga, RELI optimistis di tahun depan, tahun pemilu, IHSG akan kembali mencatatkan keuntungan yang akan lebih besar dari tahun 2014.

Lanjar menjelaskan, dari sisi pergerakan indeks sektoral pada saat pemilu, sektor mic industry, memimpin dengan rata-rata penguatan pada 3 periode pemilu terakhir dengan total return rata-rata mencapai 80% disusul sektor pertambangan 64,83%, keuangan 58,65% dan pertanian 55,77%.

“Empat sektor itu selalu menjadi unggulan di tahun pemilu,” ujarnya. 


Di sisi lain, berdasarkan parameter makro ekonomi yang di forecast hingga 2023, target IHSG di tahun 2019, di level 7.132. Prediksi itu dengan memperhatikan perhitungan dan pergerakan dari sisi pertumbuhan GDP, Impor, Ekspor, Pinjaman, serta posisi rupiah terhadap dollar AS hingga BI Rate.

Sementara itu, menurut catatan BEI, pendapatan emiten-emiten di BEI naik 10% atau Rp 185 triliun dari Rp 1.876 triliun pada kuartal III-2017 menjadi Rp 2.061 triliun pada kuartal-III-2018.

Sementara laba bersih emiten-emiten mencatatkan kenaikan sebesar 12% atau Rp 26 triliun dari sebesar Rp 218 triliun pada kuartal III-2017 menjadi sebesar Rp 244 triliun pada kuartal III-2018.

Dari data itu, Lanjar menilai, akan menjadi salah satu sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena optimisme investor pada kinerja saham-saham Indonesia yang membaik di tengah tekanan sentimen global.  Kenaikan kinerja emiten itu dikarenakan efisiensi serta fundamental perusahaan yang juga semakin baik.

Namun, ia memberi catatan, sentimen itu hanya sementara saja bagi IHSG karena hal ini biasanya terjadi setelah adanya earning season.

Selanjutnya, perilaku investor dan juga sentimen akan lebih berpengaruh bagi IHSG. Perilaku lebih ke kepercayaan investor pada rencana ekspansi emiten di tahun depan dan adanya window dressing.

Beberapa sektor dengan kenaikan laba juga patut diperhatikan seperti emiten-emiten di sektor industri dasar dan properti serta konstruksi. Untuk saham industri dasar, emiten-emiten yang terkait dengan peternakan terkait dengan kebijakan menyoal pakan ternak dan juga kebijakan harga unggas, bisa dicermati.

Sementara untuk sektor properti dan konstruksi, ia menyarankan investor mulai mempertimbangkan untuk membeli setelah pemilihan umum 2019 karena pemerintah yang sepakat menunda beberapa proyek guna mengurangi impor bahan baku konstruksi demi menjaga rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×