Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya permintaan jasa angkut menggerakkan roda bisnis PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA). Emiten transportasi dan logistik ini menyambut peluang tersebut dengan ekspansi penambahan armada baru.
Direktur Utama PT Grahaprima Suksesmandiri Ronny Senjaya optimistis dengan prospek industri transportasi dan logistik. Perusahaan menargetkan pendapatan tahun ini bisa bertumbuh 40% dari pendapatan yang sebesar Rp 215.87 miliar di tahun lalu.
Proyeksi pendapatan GTRA akan didukung ekspansi penambahan armada baru yang dilakukan. Tahun ini, GTRA mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 36,82 miliar yang diperoleh lewat Initial Public Offering (IPO) untuk membeli sebanyak 38 unit truk.
Baca Juga: Pada Pekan Terakhir Maret 2023 Performa Saham IPO Paling Moncer di BEI
Secara rinci, dana tersebut untuk pembelian 30 unit Hino truk tipe FL 260 JW dan 8 unit Hino truk tipe 136 MD.
Ronny mengatakan, adanya 38 truk baru akan dioperasikan bersama 295 unit armada yang belum beroperasi penuh di tahun lalu karena waktu kedatangan truk berbeda-beda yakni ada yang di awal tahun, pertengahan tahun, serta akhir tahun.
Secara total, GTRA memiliki lebih dari 1.000 unit truk yang dioperasikan. GTRA memiliki jumlah armada yang terdiri dari bebagai tipe, diantaranya Colt Diesel Engkel (CDE-4 Ban), Colt Diesel Double (CDD-6 Ban), Fuso (6 Ban) , dan Tronton Wing Box (TWB- 10 Ban).
“Dengan ditambah jumlah truk tahun lalu, maka seharusnya ada peningkatan bisnis cukup baik di tahun ini,” ungkap Ronny kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
GTRA melihat perkembangan pesat internet dan teknologi telah melahirkan berbagai peluang dalam bisnis GTRA. Terjadinya booming e-commerce saat pandemi merupakan berkah bagi jasa transportasi ataupun pengiriman barang.
Populernya bisnis e-commerce sebagai kegiatan belanja online, baik membeli ataupun menjual membutuhkan volume pengiriman sangat besar. GTRA sendiri telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan e-commerce salah satunya Shopeeexpress.
GTRA juga memiliki beberapa pelanggan di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang berproduksi dalam volume besar, sehingga membutuhkan kendaraan yang banyak pula untuk pengirimannya. Terlebih, sektor konsumer adalah industri yang tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi COVID-19 dan pemulihannya paling cepat.
Selain itu, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2005 ini memandang pertumbuhan industri logistik yang didukung tangguhnya data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kuatnya PDB Indonesia didorong oleh sektor konsumsi. Dengan menguatnya sektor konsumsi, maka akan mendorong penguatan industri jasa angkutan darat.
Baca Juga: Resmi Jadi Emiten, Grahaprima Suksesmandiri (GTRA) Siap Tancap Gas
Tak kalah penting, sektor manufaktur Indonesia yang sedang dalam tahap ekspansi berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat. Hal itu berdampak positif terhadap meningkatnya output produksi yang pada akhirnya memerlukan jasa transportasi dan logistik sebagai media pengiriman.
Direktur Operasional GTRA Pittoyo Adi Kriswanto menambahkan, perseroan akan mengutamakan kepuasan pelanggan untuk menjadi strategi peningkatan bisnis. GTRA berkomitmen untuk memastikan pengiriman barang dilakukan selalu tepat waktu (on-time).
Adanya penambahan armada baru dan ekspansi ke wilayah baru diharapkan bisa menumbuhkan volume pengiriman barang. GTRA melihat potensi bertambahnya nilai kontrak baru seiring ekspansi pengembangan bisnis ke daerah Jawa Timur dan Sumatera khususnya Palembang dalam 1-2 tahun ke depan.
Selain menyewakan truk, GTRA juga memiliki bisnis penunjang yaitu pergudangan dan penyimpanan. aktivitas konsultasi manajemen, reparasi dan perawatan mobil, hingga perdagangan suku cadang dan aksesori mobil.
Adapun Grahaprima termasuk penghuni baru di pasar modal Indonesia. Emiten berkode saham GTRA ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Maret 2023 dengan menawarkan saham kepada publik sebanyak 378,87 juta lembar bernilai nominal Rp 100 per saham.
Jumlah saham dalam penawaran umum tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. GTRA diestimasikan menghimpun dana sebanyak Rp 56,83 miliar dalam hajatan IPO tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News