Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu memperlihatkan rapor merah. Indeks komposit ini masih tertekan oleh sentimen gejolak konflik di Timur Tengah.
Pada akhir perdagangan Jumat (19/4), IHSG ditutup melemah 1,11% ke level 7.087,32. Di sisi lain, investor asing masih mencetak net sell atau jual bersih sebesar Rp 838,15 miliar. Adapun selama sepekan terakhir, nilai jual bersih asing di pasar saham mencapai Rp 7,91 triliun.
Pekan depan akan diwarnai dengan momentum putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed. Lalu bagaiaman arah bursa ke depan?
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, IHSG akan cenderung bergerak limited downside alias turun terbatas. Menurutnya, IHSG akan dipengaruhi setidaknya sentimen dari global dan domestik.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Turun pada Senin (22/4)
Dari global, Laju pergerakan IHSG akan bergantung pada dinamika politik dan keamanan yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Kemudian, pasar akan terus menantikan perilisan data dari US Advance Gross Domestic Product (GDP) kuartal I-2024 pada Kamis (25/4).
Secara domestik, pergerakan bursa akan mendapatkan sentimen positif dari data neraca perdagangan Indonesia yang berpotensi surplus selama 47 bulan berturut-turut. Selain itu juga, bursa akan menantikan hasil dari RDG BI.
Nafan memproyeksikan IHSG akan bergerak berkisar di support 7.036 dan 6.964 sedangkan resistance berada di level 7.136 dan 7.168.
Tidak jauh berbeda, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menjelaskan, Ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih akan membuat investor cenderung menahan. Dia optimistis, tensi pada pekan depan akan kembali menurun dengan potensi pasar saham kembali menarik.
“Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini lebih disebabkan faktor tematikal yang bersifat fluktuatif dalam jangka pendek,” terang Oktavianus kepada Kontan.co.id, Minggu (21/4).
Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Intip Proyeksi Rupiah Untuk Senin (22/4)
Selanjutnya, pasar akan menantikan rilis keputusan RDG suku bunga 7 days Repo Rate (RR) oleh BI periode April 2024. Diperkirakan suku bunga acuan akan bertahan pada level 6%.
Adanya pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir menjadi landasan dalam mempertahankan suku bunga acuan. “Hal ini akan direspons moderat oleh pasar karena sejalan dengan the Fed yang masih hawkish,” imbuhnya.
Menurut Oktavianus, bursa berpotensi rebound jika mampu bertahan di atas support jangka panjang yakni pada moving average (MA) 200 pada level 7.035. Sedangkan, Indikator teknikal moving average convergence/divergence (MACD) dan Relative Strength Index (RSI) masih menunjukkan arah tren pelemahan beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Arah IHSG & Rekomendasi Saham di Tengah Sentimen RDG BI, Putusan MK dan Israel-Iran
Oleh karena itu, dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada level support 7.015 dan resistance 7.250 pada Senin (22/4).
Oktavianus menilai, investor dapat memperhatikan emiten yang memiliki kinerja positif pada kuartal I-2024 sebagai alternatif investasi. Yakni seperti sektor perbankan dan basis material terkhusus produsen emas.
Adapun emiten dari sektor energi tampak positif seiring dengan kenaikan harga komoditas yang masih berpotensi berlanjut.
Selain itu, investor dapat melirik emiten big caps yang kehilangan market caps cukup dalam pekan lalu yang berpotensi teknikal rebound, seperti pada sektor telekomunikasi dan perbankan. “Kami memperkirakan jika terjadi technical rebound, maka seperti perbankan dan telekomunikasi akan memiliki ruang kenaikan sekitar di atas 5%,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News