Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Microsoft lewat Microsoft Teams-nya juga memulai Metaverse mereka dengan visi untuk mempermudah kolaborasi di perusahaan, dengan menciptakan dunia virtual tempat kerja mereka.
Selain itu, Nike juga telah mengakuisisi project NFT yaitu RTFKT agar dapat menciptakan NFT sepatu Nike mereka ke dalam Metaverse. Pesaing Nike, Adidas juga telah membeli lahan di Sandbox sebagai persiapan mereka mengembangkan Metaverse.
“Keseriusan perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bahwa ke depan industri Metaverse memiliki potensi yang sangat besar di masa depan,” jelas Henry.
Di sisi lain, CEO Digital Exchange Duwi Sudarto Putra mengatakan, salah satu implementasi dari revolusi teknologi satu ini adalah pengaplikasian Metaverse dalam kripto adalah berupa platform game online dan pasar NFT, sebagai token dan koleksi dalam game.
Contoh lainnya yang mungkin bisa diimplementasikan seperti membuat suatu wilayah seperti dunia nyata namun menggunakan virtual. Dengan demikian, Metaverse dapat menjadi lebih dari sekadar permainan kripto, karena mereka dapat tumbuh menjadi seluruh masyarakat dengan ekonomi dan kepemimpinan yang demokratis.
Sementara secara prospek, ia meyakini ini hanya waktu yang bisa menjawab. Pasalnya, sejauh ini sudah mulai banyak perusahaan besar yang mencoba peruntungannya memanfaatkan Metaverse ini. Selain itu dari sisi ekonominya karena Metaverse kripto menggunakan token kripto dan infrastruktur blockchain, ekonomi mereka terhubung langsung ke ekonomi kripto yang lebih luas.
“Hal ini memungkinkan pemegang token Metaverse, avatar, dan real estate digital untuk memperdagangkannya melalui DEX dan NFT, sehingga dapat memberikan nilai nyata sebagai bentuk investasi,” kata Duwi.
Baca Juga: 2021 tahun hebat bagi kripto, ini 4 mata uang digital yang meroket ke angkasa
Menurut Duwi, faktor utama yang akan menentukan arah harga dari sebuah aset kripto berbasis Metaverse akan kembali lagi dari kegunaan aset tersebut serta hukum supply and demand-nya. Lalu, selma teknologinya bisa terus berkembang dan diimplementasikan dengan sendirinya harganya juga akan menanjak naik.
Dari beberapa aset kripto bertemakan Metaverse, Henry menyebut Sandbox (SAND) dan Decentraland (MANA) merupakan pionir dalam dunia Metaverse kripto dan keduanya memiliki prospek yang cukup bagus.
Tetapi ia menilai SAND lebih unggul dikarenakan dari sisi partnership, terdapat nama-nama besar investor di baliknya. Selain itu, SAND punya project development yang lebih unggul serta valuasi atau marketcap yang relatif lebih kecil. Menurutnya, hal ini membuat SAND masih punya upside potential yang lebih tinggi.
Sementara untuk Axie Infinity (AXS), secara sektor sedikit berbeda dari kedua aset kripto sebelumnya. AXS sedari awal dinarasikan sebagai game play to earn yang memungkinkan penggunanya untuk bermain dan dibayar dengan token game tersebut yang nantinya bisa ditukarkan ke fiat money.
“Jadi AXS lebih disebut sebagai game P2E dan dunia Metaverse mengikutinya. AXS juga punya prospek yang cukup bagus ke depan, dan merupakan salah satu bluechip dalam blockchain gaming (gamefi),” tutup Henry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News