Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, perbincangan terkait Metaverse menjadi salah satu yang populer. Sederhananya, Metaverse merupakan sebuah dunia digital baru yang meng-upgrade pengalaman bersosialisasi masyarakat sehingga terasa lebih nyata.
Melalui Metaverse, pengguna dapat bertemu langsung dengan orang yang diajak interaksi, baik dari avatar yang dimainkan, maupun kita sendiri yang masuk ke dunia Metaverse dengan perangkat Virtual Reality (VR).
Partner at Bullwhales Timotius Henry Laksmana meyakini, Metaverse punya prospek yang menjanjikan mengingat belakangan ini semakin banyak orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia virtual, baik di game, maupun media sosial.
Terlebih kini, pasar kripto sudah punya sektor sendiri untuk tema Metaverse ini.
“Akhir-akhir ini (tema metaverse) naik pesat, dan berkaitan erat dengan gamefi (game play to earn) dan sistem NFT, di mana setiap aset yang ada di game maupun Metaverse tersebut tercatat kepemilikannya dalam blockchain, dan bisa dijual kembali ke orang lain, layaknya aset di dunia nyata,” jelas Henry kepada Kontan.co.id, Jumat (17/12).
Baca Juga: Cermin Keseriusan Garap Metaverse, Induk Facebook Beli Merek Dagang US$ 60 Juta
Merujuk Coinmarketcap, tiga aset kripto bertemakan Metaverse dengan kapitalisasi tiga terbesar adalah Axie Infinity (AXS), Decentraland (MANA), dan Sandbox (SAND). Jika dilihat secara keseluruhan market, masing-masing menempati posisi 27, 28, dan 39 untuk peringkat kapitalisasi terbesar.
Jika dilihat dari nilai use and case-nya, MANA dan SAND memiliki kemiripan karena menyediakan sebuah lahan virtual yang nantinya bisa dibeli dan digunakan oleh masing-masing pengguna. Tak lupa keberadaan avatar virtual maupun Non Fungible Token di dalamnya bisa digunakan oleh para pengguna.
Sementara AXS, walaupun punya tema Metaverse, secara nilai use and case-nya cukup berbeda. Pasalnya AXS menawarkan konsep game play to earn yang memungkinkan pengguna untuk bermain game dan mendapatkan token yang bisa ditukar jadi fiat money.
Namun, ketiganya sama-sama menghasilkan token di dalamnya yang dapat ditransaksikan pada exchange layaknya aset kripto pada umumnya
Henry memperkirakan nantinya “lahan” virtual di Metaverse bisa menjadi aset investasi layaknya di tanah di dunia nyata. Misalnya, untuk dibangun properti seperti club atau wahana permainan di mana pengunjung yang datang membayar dengan token dan token ini nantinya bisa ditukar dengan uang.
Selain itu, bisa juga lahan tersebut digunakan untuk disewakan billboard bagi brand yang ingin memasang iklan. Belum lagi, potensi pengusaha-pengusaha baru di dunia Metaverse yang mempekerjakan orang-orang dengan pekerjaan virtual yang akan digaji berupa token yang nantinya dapat ditukarkan langsung.
Baca Juga: Bill Gates sebut dalam waktu 3 tahun lagi rapat di kantor digelar di Metaverse
“Sekarang mungkin memang belum seperti itu, tetapi infrastrukturnya sedang dipersiapkan. Bahkan sudah banyak orang dan brand yang membeli lahan virtual ini,” imbuh Henry.
Ia mencontohkan rapper kenamaan, Snoop Dogg yang membeli lahan di Sandbox dan dibangun mansion besar yang di dalamnya terdapat private party. Nantinya orang-orang bisa membeli tiket dalam bentuk token Sandbox, yakni SAND. Ada juga DJ tenar Steve Aoki yang membeli lahan di Sandbox yang nantinya digunakan untuk konser di Metaverse.
Lebih lanjut, kehadiran perusahaan besar di Metaverse juga disebut menjadi peluang untuk perkembangannya ke depan. Sebut saja Meta (rebrand dari Facebook) yang gelontorkan dana US$ 10 miliar pada tahun ini untuk membangun Metaverse.