kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,52   -28,21   -3.04%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menebak Arah Pergerakan IHSG Setelah BI Menaikkan Suku Bunga Lagi


Kamis, 20 Oktober 2022 / 18:23 WIB
Menebak Arah Pergerakan IHSG Setelah BI Menaikkan Suku Bunga Lagi
ILUSTRASI. Kenaikan suku bunga BI sebesar 50 bps ini sudah diprediksi oleh pelaku pasar. IHSG pun menguat pada Kamis (20/10).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

 Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan, kenaikan suku bunga BI sebesar 50 bps ini sudah diprediksi oleh pelaku pasar. Pada perdagangan Kamis (20/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,75% ke level 6.980,65.

"Kenaikan IHSG hari ini dipengaruhi keputusan BI untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin," ujarnya, Kamis (20/10).

Baca Juga: Melesat 1,75%, Kamis (20/10), IHSG Rawan Koreksi di Perdagangan Akhir Pekan Ini

Melihat pergerakan IHSG yang menguat, Jono menilai, keputusan BI berdampak positif untuk pasar saham. Sebab, kenaikan suku bunga ini dapat menahan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah ke depannya.

Dengan adanya sentimen tersebut, Jono memperkirakan IHSG dapat kembali menguji level 7.000-7.100 dalam jangka dekat ini.

Jono menambahkan, beberapa sektor yang terkena dampak positif dari naiknya suku bunga ini ada sektor perbankan dan sektor komoditas. "Selain itu, sektor properti dan otomotif juga mendapat angin segar dengan diperpanjangnya pelonggaran uang muka untuk kredit kendaraan bermotor dan properti," tambah Jono.

Adapun saham-saham yang bisa diperhatikan investor antara lain BBRI dengan target harga di Rp 4.700, selanjutnya AKRA dengan target harga di Rp 1.600, ASII dengan target harga di Rp 7.100, dan CTRA dengan target harga di Rp 1.100.

Di lain sisi, sektor yang berpotensi tertekan dengan adanya kenaikan suku bunga BI ini yaitu emiten yang memiliki beban utang besar seperti teknologi, atau yang banyak mengimpor bahan baku dari luar negeri seperti pada beberapa saham konsumer.

Menurutnya, emiten yang mengimpor bahan baku berpotensi tertekan oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, risiko pelemahan lanjutan nilai tukar rupiah masih cukup besar. Nilai tukar rupiah melemah 0.48% ke Rp 15,570 per dolar Amerika Serikat di Kamis (20/10) sore, meskipun RDG BI kembali menaikan sukubunga acuan sebesar 50 bps ke 4.75% (20/10).

Pasalnya, kata Valdy, the Fed diperkirakan bisa menaikan suku bunga acuan di 100 bps atau lebih pada FOMC November 2022.

Baca Juga: IHSG Ditutup Naik 1,75% ke 6.980.65 Setelah BI Kerek Suku Bunga Acuannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×