kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Menebak Arah IHSG di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rilis Laporan Keuangan


Minggu, 29 Oktober 2023 / 18:50 WIB
Menebak Arah IHSG di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rilis Laporan Keuangan
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Jakarta. Menebak Arah IHSG di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rilis Laporan Kinerja Kuartal III-2023.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan koreksi saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk memilih saham dengan fundamental dan prospek yang bagus. 

Untuk mengurangi risiko, investor bisa mencermati saham-saham blue chip atau big caps. Nico mengatakan investor bisa mencermati sektor perbankan dan infrastruktur. 

Saham pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas jatuh pada BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI, TLKM dan JSMR. Nico memproyeksikan IHSG akan berada di level 7.020-7.080 pada akhir 2023. 

Baca Juga: Asing Banyak Memburu Saham-Saham Ini pada Perdagangan Jumat (27/10)

Senada, Thomas menyarankan di koreksi yang melanda investor bisa mencemari saham big caps karena kalau investor asing kembali saham kapitalisasi besar menjadi incaran. 

"Bisa cicil sekarang, mungkin setelah panic attack effect berlalu level 6.500 akan menjadi landasan yang cukup solid bagi IHSG," katanya.

Adapun sektor pilihan Thomas jatuh pada perbankan masih menjadi pilihan seperti BBCA dan BBRI. Dia juga menilai sektor otomotif seperti ASII dapat dilirik. 

Sementara, secara teknikal Nafan mencermati IHSG sudah berada di lower base sehingga masih ada potensi IHSG bisa kembali positif pada November dan Desember mendatang. 

Secara jangka pendek Nafan merekomendasikan akumulasi GGRM dengan target Rp 25.800 dengan support Rp 24.200 dan PGAS dengan target harga Rp 1.370 dan support Rp 1.335. 

Baca Juga: IHSG Rebound, Cek Saham Net Buy Terbesar Asing di Akhir Pekan

Kemudian akumulasi ESSA dengan target harga Rp 720, TOWR dengan target di Rp 950. Dia juga merekomendasi akumulasi pada  INDF dengan target di Rp 7.100. 

Secara teknikal Nafan merekomendasikan buy on weakness pada MEDC dengan target harga Rp 1.490, BBRI dengan target di Rp 5.125 dan terakhir BMRI dengan target harga Rp 5.900. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×