Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak selalu berimbas negatif. Pelemahan rupiah juga membawa berkah utamanya terhadap emiten yang berorientasi ekspor.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Guta Utama menilai, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menjadi salah satu emiten yang ketiban untung dari pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, per Desember 2019 penjualan ekspor SRIL mencapai US$ 704,88 juta atau 59,6% dari total penjualan kosolidasian yang mencapai US$ 1,18 miliar.
Baca Juga: PTBA: Pelemahan rupiah bisa membuat pendapatan kami positif
Selain itu, emiten pertambangan seperti pertambangan nikel dan emiten tambang batubara juga kecipratan untung dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Meski demikian, Nafan mengingatkan emiten pertambangan khususnya batubara memiliki risiko tinggi terpapar sentiment corona (Covid-19).
Nafan merekomendasikan hold saham SRIL dengan target Rp 157, Rp 163, Rp 178 dan Rp 192 per saham.
Nafan juga merekomendasikan hold saham emiten pertambangan seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai pelemahan nilai tukar rupiah ini akan menguntungkan emiten yang berorientasi ekspor. Emiten ini mendapatkan pembayaran pendapatan dalam bentuk dolar AS.
Misalnya emiten yang berhubungan dengan komoditas seperti emas, nikel, batubara, crude palm oil (CPO), garmen, dan furniture.
Aria merekomendasikan buy saham ADRO, ITMG, INCO, SRIL. Aria juga merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), hingga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Baca Juga: Porsi utang dolar besar, kinerja sejumlah emiten dibayangi fluktuasi rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News