kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencetak penurunan paling tipis, ini rekomendasi saham-saham infrastruktur


Jumat, 17 Mei 2019 / 20:38 WIB
Mencetak penurunan paling tipis, ini rekomendasi saham-saham infrastruktur


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam lima hari perdagangan ikut menggerus sejumlah indeks sektoral yang sempat menguat. Secara year to date (ytd), IHSG turun 5,93%. Sejumlah indeks sektoral mencatat penurunan yang lebih mini daripada IHSG hingga Jumat (17/5).

Sejak awal tahun hingga pertengahan Mei, indeks sektor perdagangan, jasa dan investasi turun 0,17%. Indeks sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi turun 0,62%. Indeks sektor keuangan turun 1,02%. Satu lagi indeks yang mencetak penurunan lebih kecil daripada IHSG adalah sektor properti dan konstruksi, sebesar 4,15%.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sektor infrastruktur masih menghijau karena didorong oleh kinerja keuangan, terutama dari emiten subsektor telekomunikasi. Kenaikan kinerja ini ditopang oleh adanya kenaikan pendapatan layanan data.

Salah satu yang menjadi pendorong saham subsektor ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menunjukkan kinerja yang baik. Apalagi emiten ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar. "Pergerakan TLKM dari setahun yang lalu memang termasuk yang defensif," kata dia saat dihubungi Kontan co.id, Jumat (17/5).

Selain itu, beberapa saham subsektor telekomunikasi memang masuk ke dalam saham yang menjadi leader IHSG. Harga saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), secara year to date naik 223,08% dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 28,3%. Sementara itu, menurut Nafan, di subsektor konstruksi non-bangunan mendapat pengaruh kuat dari adanya pendanaan pemerintah.

Di sisi lain, secara teknikal, saham-saham di sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan transportasi ini sudah menampakkan jenuh jual. Dengan begitu, investor akan mulai melakukan akumulasi beli yang akan memengaruhi kenaikan harga. "Jadi, tidak akan terjadi pelemahan yang signifikan lagi," kata dia.

Nafan menilai, sektor ini akan tetap prospektif di semester kedua. Nafan merekomendasikan buy TLKM dengan target harga jangka panjang Rp 4.510. Kemudian, ia merekomendasikan maintain buy PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan target harga akhir tahun Rp 6.750 dan akumulasi beli PT PP Presisi Tbk (PPRE) dengan target harga Rp 446.

Pada Jumat (17/5), harga saham TLKM turun 2,5% ke Rp 3.510 per saham. Harga saham JSMR hari ini turun 1,47% ke Rp 5.025 per saham dan PPRE flat di harga Rp 378 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×