kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Mencermati Peluang yang Membangkitkan IDX Sektor Teknologi


Rabu, 11 Mei 2022 / 20:26 WIB
Mencermati Peluang yang Membangkitkan IDX Sektor Teknologi
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham teknologi masih dalam tekanan. Hal tersebut tercermin dari indeks IDX sektor teknologi yang sudah anjlok 2,71% ke posisi 7.674,83 pada perdagangan, Rabu (11/5).

Sepanjang tahun berjalan (year to date) indeks kumpulan saham teknologi ini sudah ambles 14,67%. Ini menjadikan IDX sektor teknologi sebagai indeks paling boncos di Bursa Efek Indonesia.

Tekanan utama datang dari pelemahan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang jatuh hingga batas auto rejection bawah (ARB). GOTO menutup perdagangan di level Rp 222 per saham atau turun 6,72%.

Analis Fundamental B-Trade Raditya Pradana menerangkan IDX TECHNO saat ini masih mengalami tekanan jual yang tinggi, yang didorong oleh katalis fundamental dari efek kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed.

Baca Juga: Saham-Saham Teknologi Masih Terperosok, Intip Rekomendasinya

Namun, Raditya menilai saham-saham sektor teknologi ini berpotensi meningkat. Menurutnya, tekanan jual ini bisa berhenti ketika data inflasi Amerika Serikat pada April 2022 menunjukkan adanya penurunan. Jika turun, dia menilai kenaikan suku bunga selanjutnya akan lebih lunak.

"Namun jika inflasi Amerika pada April 2022, maka kenaikan suku bunga akan lebih agresif. Apabila suku bunga dinaikkan secara agresif, maka menjadi katalis negatif bagi bursa," papar Raditya saat dihubungi Kontan.

Sementara secara teknikal, Raditya menganalisis tekanan jual mulai perlahan-lahan berakhir bisa dilihat dari indikator RSI yang sudah mau memasuki area oversold. Artinya, ketika sudah memasuki area oversold, tekanan jual akan berangsur-angsur melemah.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan mencermati saham-saham teknologi ini juga tertekan karena ada pengumuman data inflasi inti yang meningkat. Hal ini meningkatkan potensi kenaikan suku bunga dalam negeri.

Farras berpendapat saat ini investor lebih mengincar saham-saham yang lebih defensif terhadap kenaikan suku bunga untuk menjaga aset. Ditambah, pelaku pasar cenderung menghindari saham yang memiliki volatilitas yang lebih tinggi seperti saham emiten teknologi.

Baca Juga: IDX Sektor Teknologi Ambles dan Saham Teknologi Berguguran, Ini Penyebabnya

"Sentimen yang bisa memicu indeks teknologi, kembali lagi seberapa appetite untuk menarik investor lokal dan asing kepada sektor yang cenderung memiliki volatilitas yang tinggi," ucap Farras kepada Kontan.

Selain sentimen tersebut, Farras menyebutkan hal yang bisa memicu saham-saham teknologi ini bisa dilirik kembali oleh investor adalah pencapaian kinerja pada masing-masing emiten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×