kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti perkembangan demonstrasi, kurs rupiah berpotensi menguat


Minggu, 11 Oktober 2020 / 20:44 WIB
Menanti perkembangan demonstrasi, kurs rupiah berpotensi menguat
ILUSTRASI. Jumat (9/10), rupiah berhasil ditutup menguat 0,07% ke level Rp 14.700 per dolar AS.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi berlanjut di pekan depan. Meskipun begitu, perkembangan respons masyarakat terkait UU Cipta Kerja juga masih menjadi perhatian dan berpotensi membalik arah mata uang Garuda.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (9/10) rupiah berhasil ditutup menguat 0,07% ke level Rp 14.700 per dolar AS dan menguat 1,11% dalam sepekan terhadap dolar AS dari level Rp 14.865 per dolar AS pada Jumat (2/10). Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) mencatatkan penguatan rupiah 0,08% ke level Rp 14.737 per dolar AS di Jumat (9/10) atau menguat 1,03% dalam sepekan. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, ruang bagi rupiah untuk menguat kembali sepekan ke depan masih terbuka. Hal ini didukung data penjualan retail baik makanan dan tembakau yang meningkat. Disamping itu, Indonesia juga masih mencatatkan deflasi sebagai dampak Covid-19.

"Untuk Senin (12/10) pergerakannya masih bergantung apakah masih ada demo atau tidak terkait cipta kerja. Sehingga rentang rupiah kemungkinan masih di Rp 14.700 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10).

Baca Juga: Ekonom ini memprediksikan BI akan tahan suku bunga di angka 4% hingga akhir tahun

Adapun untuk rentang sepekan, rupiah berpotensi berada di kisaran Rp 14.500 per dolar AS hingga Rp 14.600 per dolar AS, seiring dengan ketidakpastian kondisi ekonomi global. Selain itu, indeks dolar masih dalam tekanan, mengingat perkembangan stimulus AS yang belum menentu. 

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, PSBB di Jakarta berpotensi mengganjal penguatan rupiah. Ditambah lagi, peluang data ekonomi global yang mungkin membaik di pekan depan.

Baca Juga: BI diperkirakan menahan suku bunga, ini prediksi pergerakan IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×