Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan kembali mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) pada Selasa (13/10). Salah satu yang ditunggu pasar adalah kebijakan mengenai suku bunga acuan BI-7DRRR.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksi, BI tidak akan mengubah suku bunga meskipun inflasi saat ini sedang rendah. Ada tekanan pada nilai tukar rupiah karena faktor dari luar negeri. Pemangkasan suku bunga bisa dilakukan oleh BI apabila nilai tukar rupiah menguat ke level kisaran Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS.
Hans mengatakan, sikap BI yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4% kali ini masih akan disambut positif oleh para pelaku pasar saham. "Kami pikir positif apalagi kalau mempertahankan suku bunga menunjukkan independensi bank sentral," kata Hans, Minggu (11/10).
Hans belum bisa memprediksi angka kisaran pergerakan IHSG hingga akhir Oktober 2020. Pasalnya di tengah kondisi pasar saat ini, dengan adanya faktor pemilu Amerika Serikat (AS) dan kasus Covid-19 yang terus meningkat, pasar saham akan cenderung bergejolak (volatile).
Baca Juga: Trump Berubah Sikap Soal Stimulus, Dow Jones, S&P dan Nasdaq Sontak Meloncat
Namun, Hans memprediksi IHSG akan bergerak konsolidasi melemah di rentang support 5.001-4.881 dan resistance 5.099-5.187. Dipengaruhi oleh tarik ulur soal stimulus fiskal di AS, dan kemungkinan terpilihnya Joe Biden pada pemilu AS 3 November 2020 mendatang. "Pasar mencerna dengan seksama perkembangan politik di AS. Beberapa sektor akan positif akibat dampak omnibus law," imbuh Hans.
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga memprediksi BI akan menahan suku bunga acuan, terutama untuk tetap menjaga daya tarik pasar saham dalam negeri dari segi yield spread dengan pasar negara maju sehingga berimplikasi juga untuk menjaga kestabilan rupiah. "Suku bunga acuan tetap memberikan sentimen positif bagi pasar dengan alasan menjaga daya tarik pasar Indonesia," ujar dia.
Hingga Oktober 2020 nanti, Zamzami memprediksi IHSG akan bergerak di level resistance 5.100-5.180 dan support 5.020-4.980. Selain soal suku bunga acuan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh neraca dagang September 2020, diskusi stimulus AS, dan angka pertumbuhan kasus Covid-19. "Covid-19 dalam negeri yang masih terus naik memasuki kuartal IV-1010 sehingga masih menjadi momok bagi percepatan pemulihan ekonomi. serta perpanjangan atau tidaknya PSBB Jakarta," ujar dia.
Baca Juga: IHSG menguat 2,58% sepekan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 5.877,47 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News