kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menanti kepastian politik Inggris, GBP/USD diramal masih bullish


Selasa, 12 November 2019 / 22:14 WIB
Menanti kepastian politik Inggris, GBP/USD diramal masih bullish
ILUSTRASI. Perkembangan politik di Inggris, dianggap jadi penentu prospek negosiasi Brexit dan mempengaruhi pairing GBP/USD. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan politik di Inggris, dianggap sebagai penentu prospek negosiasi rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau yang dikenal dengan Brexit. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (12/11) pukul 18:56 WIB pasangan GBP/USD koreksi 0,15% ke level 1,2836. 

Analis PT Solid Gold Berjangka Sunarti mengungkapkan, pergerakan poundsterling beranjak naik pada perdagangan hari ini setelah Pimpinan Partai Brexit Nigel Farage mengatakan tidak akan bersaing untuk merebut 317 kursi parlemen yang dimiliki Partai Konservatif. 

Baca Juga: Ekonomi lesu, poundsterling masih berpotensi koreksi

Keputusan Farage tersebut diambil setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada minggu malam mengatakan tidak akan memperpanjang masa transisi Brexit yang akan berakhir Desember 2020.

Farage juga menyatakan bahwa partainya akan berfokus untuk menantang para politisi anti Brexit di wilayah-wilayah yang didominasi oleh partai Labour, golongan oposisi terbesar partai Konservatif. 

"Namun jadwal pemilu yang masih lama mampu memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar. Untuk itu, pelaku pasar masih perlu mewaspadai segala kemungkinan perubahan lebih lanjut," kata Sunarti kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).

Selain itu, Sunarti menjelaskan pergerakan pasangan GBP/USD berpotensi bullish dengan dorongan data ekonomi Inggris yang bertumbuh, meskipun cenderung melambat. Untuk ke depannya, pasangan mata uang tersebut masih menunggu petunjuk baru dari beberapa data ekonomi yang akan dirilis.

Baca Juga: Perjanjian perang dagang AS-China tertunda, EUR/USD menguat

Salah satunya data inflasi Inggris yang bakal dirilis Rabu (13/11) pukul 16.30 WIB, yang diprediksi bakal turun dari 1,7% menjadi 1,6%. "Jika hasil rilis lebih rendah dari perkiraan maka Poundsterling berpotensi mengalami depresiasi," ujarnya.

Di sisi lain, sentimen yang juga perlu menjadi perhatian yakni terkait pidato Presiden AS Donald Trump dalam acara klub ekonomi New York untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kesepakatan perang dagang AS dan China fase pertama.

Investor juga akan menantikan testimoni dari Ketua The Fed Jerome Powell serta beberapa data ekonomi AS untuk melihat dampak konflik perdagangan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi.

Secara teknikal, pasangan GBP/USD dalam tren konsolidasi cenderung bullish dengan indikator MACD yang masih positif atau di atas nol. Sementara dari Relative Strengh Index (RSI) berada di area +57.88 dan masih menunjukkan kondisi uptrend. 

Baca Juga: Tak ada kejelasan dari gubernur baru ECB, euro terombang-ambing

Secara umum GBP/USD berpotensi untuk lanjutkan apresiasi  dan rekomendasi trading untuk pasangan mata uang ini adalah buy selama harga bergerak di atas 1,2830 dengan level resistence harian antara 1,2859 dan 1,2883 dan level support harian antara 1,2770 – 1,2739.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×