Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merosotnya jumlah penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN), awal Maret ini setidaknya ada dua perusahaan yang mendaftarkan penerbitan MTN.
Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan bertambahnya dua MTN tersebut, maka hingga Selasa (3/3) jumlah MTN yang terdaftar ada tujuh MTN. Sebelumnya, pada bulan Januari tercatat hanya ada tiga MTN dan Februari bertambah dua MTN.
Perusahaan yang mendaftarkan MTN di bulan ini adalah PT Multi Sandang Tamajaya dan PT Graha Informatika Nusantara.
PT Multi Sandang Tamajaya terbitkan surat utang bertajuk MNT Multi Sandang Tamajaya I Tahun 2019 Seri B. Tingkat bunga MTN ini adalah 12% per tahun dengan jenis bunga tetap. MTN ini memiliki jumlah pokok Rp 75 miliar dan jatuh tempo pada 6 Maret 2025.
Baca Juga: PPRO rilis obligasi Rp 416,46 miliar, akan dipakai untuk apa?
Sedangkan milik PT Graha Informatika Nusantara bertajuk, MTN II Graha Informatika Nusantara Seri A. Surat utang tersebut menawarkan bunga 11% tetap dengan nilai pokok Rp 50 miliar. MTN ini memiliki tanggal jatuh tempo pada 3 Maret 2023.
Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), total nilai dari ketujuh MTN yang sudah tercatat di KSEI mencapai Rp 1,20 triliun.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat penerbitan MTN akan cenderung stagnan pada 2020 ini. Hal ini terkait dengan terbatasnya jumlah investor yang melirik MTN pasca Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melarang MTN sebagai underlying asset reksadana.
Ditambah lagi adanya wacana pengaturan proses penawaran dan penerbitan MTN yang kemungkinan akan keluar Peraturan OJK-nya pada bulan Juni 2020, dinilai membuat korporasi akan wait & see.
Analis IBPA Roby Rushandie menilai prospek MTN tahun ini memang masih positif tapi pertumbuhannya akan lebih mengarah ke moderat.
“Instrumen MTM masih menjadi alternatif korporasi untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek, atau modal kerja. Tapi nantinya ini akan tergantung juga dengan wacana OJK yang akan mengatur penerbitan MTN akan sejauh apa,” ujar Roby kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).
Kendati demikian, Roby melihat MTN masih cukup bisa menarik minat investor. Meski investor cenderung menghindari risiko, Roby menyebut kupon yang lebih tinggi dari obligasi biasa dapat menarik minat. Sebab instrumen investasi dengan imbal hasil tinggi dinilai bisa menjadi alternatif investor institusi untuk mengejar target return tahun ini.
Baca Juga: Sky Energy Indonesia akan terbitkan MTN Rp 300 miliar
Sementara mengenai tingkat suku bunga, analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menyebut suku bunga MTN saat ini cenderung mengalami penurunan. Hal ini tidak terlepas dari tingkat suku bunga yang ditawarkan tentu akan mengikuti kondisi di pasar surat utang secara umum.
“Kecenderungan suku bunga pasar saat ini kan lebih rendah dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun 2019,” ujar Made.
Roby menyebut bunga yang ditawarkan untuk seri MTN tiga tahun cenderung lebih rendah. Berkisar di level 10% - 11% sementara untuk seri yang sama pada tahun lalu mencapai 11% - 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News