Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) pekan depan, pasangan kurs USD/JPY diprediksi bakal bergerak sideways pada perdagangan Senin (20/1).
Mengutip Bloomberg, di akhir pekan (17/1) pasangan kurs tercatat ditutup merah atau turun 0,02% ke level 110,14.
Baca Juga: Konflik AS-Iran mereda, USD/JPY lanjut terapresiasi
Analis PT Bestprofit Futures Agus Prasetyo mengungkapkan, pasangan USD/JPY mundur dari level tertinggi sejak pertengahan Mei 2019. Hal ini karena tekanan jual berbasis luas di sekitar mata uang utama Eropa, yang membantu JPY tetap tangguh terhadap USD.
Sebelumnya, sentimen pasar yang positif pasca kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) -China resmi di tandatangani, minat investor terhadap aset berisiko meningkat.
Kondisi tersebut tentunya mempersulit gerak aset lindung nilai atau safe haven seperti JPY untuk memperoleh kenaikan permintaan.
Selain itu, rilis data ekonomi makro yang optimis dari China turut meredakan kekhawatiran pasar atas risiko perlambatan ekonomi global dan mendorong aliran dana ke aset berisiko mendominasi pasar keuangan global.
Baca Juga: Data ekonomi AS hadang laju poundsterling
Di sisi lain, gerak dollar AS kembali menguat ditopang rilis data perumahan yang bullish. Rilis tersebut sekaligus mengimbangi data tenaga kerja yang lebih lemah dan meningkatkan harapan bahwa ekonomi AS akan terus berkembang. Alhasil kurs greenback terdorong menguat dan membatasi ruang pelemahan lebih lanjut.