Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Realisasi ekspansi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ke pasar global kiat dekat saja. Emiten pelat merah ini akan segera menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan calon mitra di Myanmar.
Sedangkan, untuk proyek di Vietnam, perseroan sudah mulai memprosesnya. Milawarma, Direktur Utama PTBA mengatakan, April 2014, MoU akan dilaksanakan dengan calon mitranya di Myanmar. "Tetapi kami belum bisa umumkan mitra strategisnya," ujarnya, Kamis (27/3).
Rencananya, PTBA bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Myanmar dengan kapasitas total 600 megawatt (MW). Pembangunan PLTU rencananya dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, PTBA membangun PLTU berkapasitas 2 X 100 MW terlebih dahulu. Nilai investasi diperkirakan berkisar US$ 300 juta. Setelah selesai tahap pertama, maka akan dilanjutkan ke proyek tahap ke dua dengan kapasitas 2x200 MW.
Selanjutnya, di Vietnam, PTBA juga akan menggarap proyek serupa, yakni pembangkit listrik. Sama halnya dengan di Myanmar, di Vietnam ini, PTBA rencananya akan mengerjakan proyek pembangkit tahap pertama berkapasitas 2x110 MW. Nilainya pun sekitar US$ 250 juta-US$ 350 juta.
"Kalau tahap pertama berhasil, kami akan teruskan ke tahap ke dua dengan kapasitas 2x200 MW," jelas Milawarma.
Mekanisme kerja sama untuk proyek-proyek di Myanmar dan Vietnam ini adalah joint venture (JV). Porsi saham belum diputuskan. Targetnya, proyek di kedua negara ini sudah bisa digarap mulai 2015 mendatang.
Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA menambahkan, selain pembangkit listrik, di Vietnam, perseroan juga memasok batubara. Tahun lalu, volume penjualan ke Vietnam sebanyak 600.000 ton.
Namun, ekspansi regional tersebut tidak hanya sebatas pembangkit. Jika ada kesempatan untuk memiliki konsesi, maka manajemen PTBA siap untuk mengajukan penawaran. PTBA memang cukup gencar menggarap proyek pembangkit listrik.
Perseroan pun akan menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah (Sumsel 8) berkapasitas 2x620 mega watt (MW). Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana senilai US$ 1,5 miliar.
PTBA memang bercita-cita menjadikan listrik sebagai salah satu sumber fulus selain batubara. Tahun 2018, PTBA berambisi bisa menjual hingga 3.000 MW. Dengan demikian, dari listrik, kontribusinya bisa sekitar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News