Reporter: Yoliawan H | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah China sudah mulai melakukan pelarangan impor batubara dari Australia di pelabuhan Dalian untuk tahun 2019 ini. Kondisi ini dinilai bisa menjadi berkah bagi emiten batubara di dalam negeri.
Pasalnya Seperti diberitakan Reuters, aturan ini dikecualikan khusus untuk batubara asal Indonesia dan Rusia. Asal tahu saja, pelabuhan Dalian menerima setidaknya sebanyak 14 metrik ton batubara di tahun lalu. Hampir setengah dari kiriman batubara tersebut berasal dari Australia.
China sendiri membeli sekitar 28,26 metrik ton batubara dari Australia yang memenuhi sekitar 43,5% dari total impor negara tersebut.
Menanggapi kondisi ini, Analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar menilai ini akan berdampak positif bagi emiten tambang batubara di Indonesia. Ini dikarenakan adanya kemungkinan China untuk mengalihkan permintaan batubara ke Indonesia.
“Namun terhadap harga coal, dampaknya diperkirakan cukup signifikan. Tergantung ke lamanya periode pembatasan,” ujar Robertus kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).
Mengutip barchart, tercatat harga batubara berdasarkan kontrak pengiriman Juni 2019 dengan volume terbesar ada di level US$ 93,30 per ton, turun tipis dari posisi sebelumnya sebesar US$ 93,40 per ton
Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava mengatakan, melihat informasi ini sepertinya masih terlalu awal untuk disikapi, namun BUMI tetap fokus pada strategi yakni melakukan diversifikasi terhadap kuliatas batubara yang dihasilkan.
Terlebih menurutnya, saat ini batubara akan lebih diuntungkan dari sisi harga, itu dikarenakan saat ini di Indonesia sedang musim penghujan jadi dari sisi ketersediaan akan lebih ketat. “Ini berpotensi untuk meningkatkan harga batubara,” ujar Dileep.
Lebih lanjut, Robertus masih merekomendasikan saham-saham batubara untuk dikoleksi tahun ini seperti BUMI dengan target harga Rp 450 per saham, PTBA dengan target harga Rp 5.500 per saham, ITMG dengan target harga Rp 30.000 per saham, ADRO dengan target harga Rp 1.500 per saham dan UNTR dengan target harga Rp 40.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News