Reporter: Aldo Fernando | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada hari ini. IHSG menguat sebesar 24,98 poin atau 0,38% ke posisi 6.537,77 pada perdagangan Kamis (21/2).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan berpendapat, penguatan IHSG hari ini dipengaruhi oleh keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 6%.
“Hal ini menyusul risalah The Fed dini hari tadi yang menunjukan pandangan dovish The Fed terhadap kebijakan moneternya di 2019. Risalah tersebut juga menunjukan concern The fed terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan rencana normalisasi kebijakan moneter sejumlah bank sentral,” jelas Valdy kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).
Valdy mencatat, hal tersebut semakin memperkuat ekspektasi pelaku pasar bahwa hanya akan ada dua kali kenaikan the Fed Rate sepanjang 2019.
Menurut Valdy, faktor lainnya yang mempengaruhi penguatan IHSG pada hari ini adalah berlanjutnya tren positif harga komoditas, terutama minyak dunia menyusul realisasi pemangkasan volume produksi OPEC pada Januari 2019. “Makanya hari ini, sektor pertambangan menguat paling signifikan, sebesar 1,50%,” katanya.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino menjelaskan, sentimen penggerak IHSG hari ini berasal dari eksternal dan internal. Dari eksternal, berkaitan dengan sinyal dari The Fed yang akan lebih bersabar untuk menaikan suku bunga acuan pada tahun ini. Selain itu, naiknya beberapa harga komoditas ikut mempengaruhi kinerja IHSG hari ini.
“Dari internal keputusan BI yang mempertahankan 7DRRR di level 6% atau sesuai dengan ekspektasi pasar,” ujar Mino kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).
Setali tiga uang, analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menyebut, sentimen suku bunga memengaruhi penguatan IHSG pada perdagangan Kamis (21/2).
“Pasar mengapresiasi keputusan BI menetapkan suku bunga pada 6%. Hal ini sangat cocok dengan kondisi eksternal yang mana The Fed sendiri menghentikan kenaikan suku bunganya sehingga tidak ada alasan untuk meredam pergerakan rupiah dengan suku bunga,” ujar William kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News