Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis menilai saham-saham emiten BUMN memiliki prospek yang cukup baik sejalan dengan pulihnya kondisi ekonomi. Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengungkapkan, kondisi ekonomi kian pulih sejalan dengan adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Diharapkan ada perbaikan ekonomi. Sehingga, menjadi faktor positif untuk saham emiten BUMN,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan pada Rabu (22/9).
Alfatih menuturkan, secara siklus memang umumnya saham-saham BUMN akan membaik di penghujung tahun.
Pada perdagangan Rabu (22/9), IDX BUMN20 mengalami penguatan hingga 1,13%. Secara year to date, indeks ini masih terkoreksi 14,60%. Menurut Alfatih, saham-saham BUMN dari sektor perbankan, konstruksi, dan farmasi terbilang menarik saat ini.
Baca Juga: Diuntungkan penguatan harga batubara, simak rekomendasi saham Petrosea (PTRO)
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada menyampaikan hal senada. Ia bilang, sektor konstruksi, kesehatan, dan telekomunikasi menjadi menarik sejalan dengan pengenduran PPKM.
Sementara itu, Reza menjelaskan, dari sektor pertambangan juga tersokong oleh kenaikan harga komoditas.
Sehingga, meskipun saat itu pemerintah mengetatkan kebijakan PPKM, namun saham-saham BUMN sektor pertambangan kian melambung, misalnya saja saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Begitu juga dengan PT Timah Tbk (TINS) yang menguat 4,12% dalam sebulan terakhir.
Secara bisnisnya, Reza memandang selama pandemi Covid-19 berlangsung bisnis emiten BUMN masih berjalan normal meski dengan adanya pembatasan sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Baca Juga: Mirae Asset rekomendasikan trading buy HMSP seiring proyeksi cukai SKT tidak naik
“Tidak sampai ada penutupan waktu awal-awal pandemi. Ke depan, tentunya kita harapkan kegiatan bisnis dapat berjalan dengan baik,” tambahnya.
Dari saham-saham BUMN, Reza menjagokan saham dari sektor pertambangan seperti PTBA dan ANTM, dari sektor konstruksi ada PTPP dan ADHI.
Selanjutnya: Era suku bunga rendah berlanjut, begini rekomendasi dari analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
