kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Era suku bunga rendah berlanjut, begini rekomendasi dari analis


Rabu, 22 September 2021 / 08:35 WIB
Era suku bunga rendah berlanjut, begini rekomendasi dari analis


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada September 2021.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Suria Darma mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak begitu memberikan pengaruh terhadap pergerakan saham-saham terkait. “Tidak terlalu berpengaruh karena semua sudah memprediksi (suku bunga acuan) tetap,” ungkapnya, Selasa (21/9).

Berdasarkan data RTI, memang beberapa saham perbankan mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (21/9), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,56% ke harga Rp 3.570 per saham, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 1,44% ke harga Rp 32,450 per saham.

Sementara itu saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 0,83% ke harga Rp 5.975 per saham, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 0,74% ke harga Rp 1.345 per saham.

Baca Juga: BI tahan suku bunga acuan, sektor-sektor saham ini bisa jadi pilihan

Lebih lanjut, Suria bilang, tren suku bunga acuan yang tetap rendah ini positif untuk kinerja emiten dari beberapa sektor, tak terkecuali sektor perbankan dan properti.

Secara terpisah, Analis Philip Sekuritas Helen menuturkan, umumnya sektor yang diuntungkan dengan adanya kebijakan suku bunga rendah adalah dari sektor bank, properti, dan otomotif.

“Kebijakan suku bunga rendah menyebabkan biaya pinjaman yang harus ditanggung lebih rendah sehingga potensi profitabilitas lebih tinggi,” ujar Helen.

Selain itu, sambungnya, bunga kredit juga bisa dipertahankan di level rendah sehingga dapat memacu minat masyarakat untuk membeli kendaraan. Oleh karena itu sektor otomotif menjadi salah satu yang turut mengalap berkah.

Baca Juga: BI pertahankan suku bunga acuan, saham emiten properti kompak menguat

Helen menambahkan, perpanjangan insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) juga menjadi sentimen positif tersendiri untuk emiten otomotif. Dari sektor otomotif, Helen menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII).

Pada perdagangan Selasa (21/9), saham ASII terkoreksi 1,42% ke harga Rp 5.225 per saham.

 

Selanjutnya: Harga minyak terangkat, analis rekomendasikan saham-saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×