kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar prospek saham di FTSE Index


Jumat, 02 Maret 2018 / 08:30 WIB
Menakar prospek saham di FTSE Index


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks FTSE Global kembali dikocok ulang. Mengutip hasil review yang dirilis Rabu (28/2), ada empat saham emiten Indonesia yang dimasukkan dalam seri indeks small cap. Perubahan tersebut akan berlaku mulai 19 Maret mendatang.

Keempat saham itu adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) dan PT Sentul City Tbk (BKSL). Di sisi lain, FTSE juga mengeluarkan tiga saham yang sebelumnya terdaftar dalam indeks ini, yakni PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)  dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Selain itu, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga keluar dari daftar indeks large cap. Meski begitu, keduanya masih ada dalam indeks FTSE, namun masuk ke indeks mid cap. Hal ini lantaran nilai kapitalisasi pasar kedua saham itu turun.

Pengamat Pasar Modal Muhammad Alfatih mengatakan, masuknya BRPT, INKP, KREN dan BKSL ke dalam indeks saham global ini bakal menjadi sentimen positif untuk saham-saham tersebut. "Ketika suatu saham masuk indeks global, reksadana asing yang menggunakan indeks tersebut sebagai acuan, otomatis akan menambah kepemilikan saham sesuai dengan indeks tersebut," ujarnya, Kamis (1/3). Sehingga, volume transaksi  dan harga saham berpotensi terkerek.

Namun, bukan berarti masuknya dana asing akan langsung membanjiri empat saham yang masuk dalam indeks FTSE Global  ini. Menurut dia, semua itu akan tergantung dari besaran dana kelolaan alias asset under management (AUM) manajer investasi yang menjadikan indeks ini sebagai underlying asset.

Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menilai, perubahan daftar saham di indeks FTSE Global ini belum tentu memberikan dampak besar ke saham-saham yang dimasukkan ke dalam indeks dan dikeluarkan dari indeks tersebut. "Investor asing masih lebih banyak menjadikan indeks MSCI sebagai acuan dibanding indeks FTSE Global," ujar dia.

Saham pilihan

Menurut Jhon, masuknya saham INKP ke FTSE Global cukup menarik perhatian. Tingginya kebutuhan kertas dunia membuat saham ini memiliki fundamental yang baik di masa depan.

Lalu, analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Setiawan memperkirakan, saham yang masuk indeks ini akan mendapat respons positif dari para pelaku pasar. Sebaliknya, tiga saham yang terdepak dari FTSE Global pun bisa terkena sentimen negatif. "Namun, dampak itu hanya akan terjadi untuk sementara waktu," imbuh Krishna.

Menurut dia, prospek saham-saham ini akan kembali ke fundamental emiten. Sebab, indeks FTSE Global cenderung memperhatikan faktor nilai transaksi, likuiditas dan volume transaksi saham.

Perubahan FTSE Global juga akan memberikan efek terhadap jumlah dana asing yang masuk atau keluar dari suatu saham. Meski begitu, besaran dana yang mengalir ke saham-saham ini nampaknya tidak akan terlalu besar. "Dana dari indeks ini tidak sebesar indeks MSCI global," ungkap Krishna.

Ia menilai, BRPT dan BKSL menjadi saham yang paling prospektif dan layak dimasukkan ke dalam portofolio investor. Selain fundamentalnya yang baik, likuiditas kedua saham ini juga tinggi.

Krishna memberikan rekomendasi buy untuk BRPT dengan target harga Rp 2.900. dan buy BKSL dengan target harga Rp 250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×